Pemerintah Indonesia telah bertekad untuk meningkatkan produksi tanaman pangan agar Indonesia mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan pangan utama masyarakat. Untuk mencapai target tersebut telah diimplementasikan sejumlah kegiatan. Satu diantaranya adalah penyediaan benih bermutu melalui pemberian bantuan dan subsidi benih VUB (varietas unggul baru) bersertifikat. Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi yang penting untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani. Ketersediaan benih bermutu mutlak diperlukan. Dalam pertanian modern benih berperan sebagai paket keunggulan teknologi bagi petani. Paket keunggulan teknologi tersebut harus terus berkembang dan dapat tersedia secara 6 tepat (varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi dan harga) bagi petani. Hal ini dapat diwujudkan dengan adanya system perbenihan yang mantap dan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya industri benih nasional. Ketersediaan varietas unggul baru (VUB) yang berdaya hasil tinggi yang telah dirilis cukup banyak, namun upaya penangkarannya untuk mendukung ketersediaan benih masih sangat terbatas, terutama pada sentra-sentra produksi tanaman pangan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan perbanyakan melalui penangkaran benih unggul sangat perlu dilakukan, guna mendukung ketersedian benih varietas unggul dan meringankan beban pemerintah. Penangkaran benih bertujuan untuk memproduksi benih bermutu untuk memenuhi kebutuhan benih di suatu daerah.Penangkaran benih di petani merupakan wujud kemandirian dan keswadayaan petani.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan perbanyakan melalui penangkaran benih unggul sangat perlu dilakukan, guna mendukung ketersedian benih varietas unggul dan meringankan beban pemerintah. Penangkaran benih bertujuan untuk memproduksi benih bermutu untuk memenuhi kebutuhan benih di suatu daerah.Penangkaran benih di petani merupakan wujud kemandirian dan keswadayaan petani.
1. Penangkaran Benih Penjenis
Berdasarkan perarturan pemerintah, penangkar yang diperkenankan untuk melaksanakan penangkaran benih penjenis adalah lembaga penelitian, universitas, Balai Benih Induk yang telah terakreditasi karena memenuhi persyaratan. Pengawasan penangkaran benih pada institusi atau lembaga terebut berada dibawah pengawasan pemulia tanaman.
2. Penangkaran Benih Sumber
Penangkaran yang diizinkan untuk menangkarkan benih dari Benih Penjenis ke Benih Sumber/Benih dasar adalah Balai Benih Induk dan atau penangkar swasta yang telah terakreditasi karena telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah. Pengawas penangkar benih sumber adalah pemulia tanaman yang bersangkutan atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh pemerintah.
3. Penangkar Benih Pokok
di berbagai desa banyak ditemukan kelompok penangkar benih pokok. Benih yang ditanam adalah benih dengan warna label ungu. Sebelum menanam kelompok harus melapor ke BPSB untuk memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi sebagai kelompok penangkar. SEbagai bukti penanaman varietas dan asal usul tanaman, kelompok harus melaporkan bukti label benih yang ditanam. Hal baru yang ditemui panangkar adalah rouging yaitu mencabut atau membuang varietas yang tidak sesuai dengan varietas yang ditanam. Bagi petani yang baru memulai penangkaran, rasanya sayang sekali untuk membuang tanaman tersebut. Rouging sangat penting dilakukan karena rouging sangat menentukan kemurnian benih padi yang akan dihasilkan oleh kelompok penangkar. Selain mengawasi kelompok penangkar, BPSB juga mengirim perwakilan kelompok penangkar untuk mengikuti pelatihan tentang penangkaran tanaman yang ditanam. Pelatihan bertujuan untuk menambah wawasan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan penangkaran.
Berikut adalah tempat – tempat penangkaran benih yang sudah ada :
- Penangkaran Benih Padi Vaietas Unggul Baru di Provinsi Gorontalo
- Penangkaran Benih Padi Prima Lestari
- Penangkaran Bibit Karet Unggul
Kendala Yang Di Hadapi :
Sudah ada berbagai kelompok penangkar benih di pedesaan, namun teknikpenangkarannya masih dilakukan sebagaimana cara memproduksi tanaman untuk konsumsi. Berbagai jenis varietas termasuk varietas lokal berada pada kawasan penangkaran tanpa mengetahui perananan isolasi waktu atau jarak dan tidak melakukan rouging, sehingga kualitas genetik cenderung menurun. Sampel benih tidak lulus karena terdapat campuran varietas lain yang jumlahnya melebihi standard yang telah ditetapkan. Fakta juga menunjukkan bahwa kegagalan utama penangkar dalam memperoleh label di BPSP karena tidak memenuhi persyaratan kadar air, sehingga dalam pembinaan penangkaran benih perlu pemberdayaan prosesing benih (terutama cara pengeringan) agar diperoleh benih yang berkualitas, selain sortasi, cara pengemasan dan penyimpanan benih juga penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.