Mendapatkan
bayaran dari mengisi survei sudah bukan hal asing. Lebih
dari 70% orang online untuk mengisi survei. Mereka biasanya menjadikan ini
sebagai pekerjaan sambilan saat waktu luang, namun ada juga yang meluangkan waktu
khusus, bahkan menjadikan pekerjaan ini sebagai salah satu mata pencaharian. Menariknya
bekerja sambilan sebagai panelis dalam survei online berbayar ini adalah, selain
mudah, manfaat yang akan kita peroleh sebagai panelis pun bukan hanya berupa
imbalan materi, melainkan juga mambantu mengasah otak, melatih ingatan, menambah
wawasan dan memacu gagasan.
Bagi lembaga yang
berkepentingan, data yang terkumpul merupakan masukan yang sangat berarti untuk
perbaikan dan pengembangan produknya. Lembaga tersebut membutuhkan data.
Sementara, waktu dan pikiran yang dicurahkan para panelis sangat
berharga, mereka mengerti
hal itu. Oleh karenanya, banyak perusahaan, terutama
penyedia produk dan layanan konsumen, rela mengalokasikan anggaran khusus untuk
riset pasar. Bahkan, banyaknya kebutuhan riset pasar berhasil membuat adanya perusahaan penyedia layanan riset pasar berupa
situs survei online semakin menjamur.
Di tengah menjamurnya situs
survei online, masyarakat justru tengah merasakan shock akibat booming
Money Game, sehingga banyak yang masih sanksi akan benar/tidaknya
bekerja menjadi panelis survei. Apakah akan ada tipu-tipu, apakah akan
diharuskan membayar uang sejumlah tertentu, apakah benar bayaran akan dapat
dicairkan, apakah penghasilan didapatkan atas spekulasi, apakah ini legal, dan
apakah ini halal? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu biasanya menjadi uring-uringan
mereka yang mendapatkan penawaran sebagai panelis, baik melalui email, iklan, chat,
atau lainnya. Apakah anda salah satunya?
Kemudahan pekerjaan sebagai
panelis survei memang membuatnya tampak dari luar seakan mirip dengan money
game atau MLM. Sama-sama tidak perlu keahlian khusus apapun, ataupun modal
sepeserpun, sehingga sering kali orang mengiklankan dan mengajak orang lain
untuk mengikutinya dengan nada-nada mirip money game dan MLM. Padahal
sejatinya pekerjaan ini berbobot, menguras otak, tenaga dan waktu. Maka jangan
heran, satu survei yang anda kerjakan bisa dihargai sampai ribuan, puluhan
ribu, bahkan ratusan ribu rupiah. Nilai ini bukan spekulasi, melainkan diukur
berdasarkan estimasi lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakannya, dan juga
besarnya dana yang mampu digelontorkan oleh perusahaan tentunya. Anda akan melihat
dengan sangat lebih jelas perbedaannya jika telah bergabung.
Saya sendiri telah lama
(tepatnya sekitar 7 tahun lalu saat saya masih duduk di bangku SMA) mengetahui
adanya cara mendapatkan uang melalui situs survei online berbayar yang
sungguhan dan profesional sebagaimana profesionalitas Google Ads yang sudah
lebih dahulu booming. Pun mengerti bahwa tidak ada yang perlu dirisaukan
atas kehalalan dan keabsahan pekerjaan mengisi survei karena tidak ada unsur
riba, money game, pola piramida, atau semacamnya. Namun karena saat itu kemampuan
bahasa inggris dan pengetahuan mengenai situs apa saja yang dapat saya ikuti
dan benar-benar akan membayar dengan layak sangat terbatas, saya belum berani
untuk bergabung. Terlebih, saat itu hampir tidak ada artikel / post blog
mengenai situs survei online berbayar yang direkomendasikan sehingga tidak ada
pijakan yang cukup kuat untuk saya memilih situs yang kredibel.
Setelah sekian lama, tepatnya sekitar
Agustus tahun lalu, saya akhirnya mendaftar dan mengikuti sangat banyak situs
survei online berbayar. Sembari mengerjakan penelitian, skripsi, kompetisi,
mengurus rumah, menggarap pesanan souvenir dan catering, semuanya tidak pernah
ada satu survei pun terlewatkan sampai sempat saya satu kali mencairkan
bayaran. Namun semuanya tidak pernah saya sentuh lagi pascalahirnya Haidar sampai
akhirnya saya menulis artikel ini.
Kehidupan harus dimulai kembali,
oleh karenanya saya akan mulai aktif lagi sebagai panelis, namun tidak sendiri.
Manfaat yang besar tidak semestinya dinikmati sendiri. Anda berminat untuk
bergabung? Malu bertanya sesat di jalan, tergesa-gesa sesat kemudian. Jika iya
maka sebaiknya lanjutkan dulu membaca kedua seri berikutnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.