Masih
melanjutkan Sinetron Asap di Paru-paru Dunia. Artikel sebelumnya telah kita
bahas mengenai Kebakaran Hutan Tanggung Jawab Siapa. Sedikit saya ulang
kembali, bahwa apapun yang terjadi pada hutan (dan juga tipe lahan lain
semacamnya) beserta seluruh isinya, termasuk kebakaran yang menjadi masalah krusial
akhir-akhir ini sangat menentukan masa depan bumi berserta seluruh isinya. Maka
semestinya masalah ini bukan hanya tanggung jawab pelaku pembakar, pemerintah,
atau masyarakat yang terkena dampak, melainkan juga semua penduduk dunia. Sepakat?
Pertanyaannya
kemudian, tanggung jawab seperti apa yang semestinya kita wujudkan? Bagi
masyarakat di sekitar lokasi hutan tentu adalah kewajiban mereka untuk menjaga
tanah tempat tinggalnya. Pemerintah pun semestinya sudah tidak perlu
dipertanyakan lagi kewajibannya untuk mengawasi, mengatur, menegakkan aturan
yang telah dibuat, serta mengadili pelanggarnya. Terlebih pemegang hak guna
lahan, baik perusahan ataupun individu wajib bagi mereka mempergunakan haknya
sesuai aturan dan standar operasional. Namun tampaknya semua upaya preventif
itu tidaklah berarti sekarang, ketika asap telah mengepul.
Semakin
dibiarkan semakin hari semakin banyak korban berjatuhan, maka tindakan yang terpenting sekarang
ini sebenarnya bukan sekedar mewacanakan melainkan melaksanakan strategi penanganan
yang konkret dan bersifat segera. Berikut di antaranya telah dirangkum 5 aksi
konkret yang bisa kita lakukan bersama sekarang:
1. Memberikan
donasi berupa inhealer dan masker N95 melalui Akber
Pekanbaru, ACT, atau LSM JIKALAHARI.
Masker N95 (sumber) |
Menunggu api
padam saja tampaknya akan sangat terlambat karena lahan yang terbakar adalah
hutan gambut dengan kedalaman lebih dari 1,5 meter. Api padam di permukaan
belum tentu di bawahnya juga padam. Sementara dari kebakaran kunjung padam itu
asap terus mengepul dan menyebar, maka pencegahan dampak asap pada kesehatan
masyarakat sangat dibutuhkan, di antaranya adalah dengan menggunakan inhealer
dan masker N95.
Berbeda dengan masker operasi biasa yang banyak dipakai dan
diberikan cuma-cuma serta harganya cukup terjangkau, masker N95 memang agak
lebih mahal, dan tidak semua penggalang dana mengumpulkan donasi untuk masker
N95 ini. Padahal sebenarnya masker yang direkomendasikan untuk menghalau polusi
adalah masker ini karena memang telah didesain khusus dengan kemampuannya
menyaring partikel berbahaya di udara yang jauh lebih tinggi1.
2. Memberikan donasi tanaman Sansevieria melalui PCMI dan juga menanamnya sendiri di lingkungan terdekat.
2. Memberikan donasi tanaman Sansevieria melalui PCMI dan juga menanamnya sendiri di lingkungan terdekat.
Jika memberi bantuan korban
asap berupa masker sudah umum, maka penggalanngan dana yang satu ini cukup unik
karena bantuan yang diberikan berupa tanaman. Meski unik dan mungkin tidak
banyak yang memikirkan seperti ini sebelumnya, namun secara empiris memang
beberapa tanaman, di antaranya Sansevieria, terbukti mampu mengurangi polusi
udara dan asap secara signifikan.
Sansevieria eksotis (sumber) |
3. Membantu meminimalkan pelepasan Gas Rumah Kaca (GRK) dengan cara tidak membakar sampah, serta menggunakan bahan bakar kendaraan dan listrik secara efisien, serta memilih menggunakan produk-produk lokal.
GRK (sumber) |
Dampak kebakran hutan yang sangat fatal di antaranya adalah lepasnya
karbon yang sebelumnya tersimpan dalam bahan organik menjadi GRK yang memenuhi
udara. Akibatnya, oksigen yang massa jenisnya yang ringan terdesak ke atas sehingga
menjadi tidak tersedia untuk kehidupan.
Dalam kebakaran parah seperti sekarang
ini kadar oksigen bersih tersedia bisa tertekan sampai di bawah batas normal4.
Maka dari itu, untuk mengurangi dampak kebakaran hutan yang sudah parah ini, setidaknya
kita bisa membantu meminimalkan pelepasan GRK tersebut ke udara.
4. Bersama
Greenpeace Indonesia meminta
pemerintah untuk transparan mengenai upaya-upaya terkait perlindungan dan
pengelolaan hutan.
Dengan kondisi kebakaran hutan yang sudah sangat parah dan tidak kunjung berakhir ini tampaknya belum ada niatan dari pemerintah untuk melakukan upaya terpusat yang transparan. Padahal jika upaya-upaya perlindungan dan pengelolaan hutan diselenggarakan
secara transparan sangat mungkin bagi kita untuk membantu pemerintah mengurangi deforestasi termasuk
mengatasi akar masalah kebakaran hutan tahunan.
5. Membantu dengan berdo’a sungguh-sungguh.
Apapun yang kita upayakan tidak akan berarti jika Tuhan tidak
berkehendak seperti yang kita inginkan. Maka sudah semestinya setiap upaya yang
kita lakukan diiringi dengan do’a dan tawakkal, mengembalikan semua urusan pada
Sang Pencipta. Untuk umat muslim, bisa mengikuti tuntunan do’a
saat menghadapi musibah, serta doa memohon diturunkan
hujan.
Demikian lima langkah aksi konkret untuk melawan asap versi Smarttien.com. Laksanakan, dan ajak semua orang yang kita kenal. Sehingga semakin banyak jamaah yang ikut serta semoga Sinetron Asap di Paru-paru Dunia ini bisa
segera berakhir, dampak buruk berkurang, dan dapat membawa kita
semua pada jalan yang lurus dan diberkahi Ilahi. Amin.
Artikel diikutsertakan dalam
rangkaian event #SpecialBlogWalking #BloggerMuslimah #SaveHutanIndonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.