Sering
kali pada komoditas tanaman hias terjadi kesenjangan antara permintaan dan
ketersediaan stok tanaman. Rendahnya ketersediaan tanaman hias di pasaran
dipengaruhi oleh cara perbanyakan yang belum memadai, sehingga multiplikasi
rendah. Masalah ini sering kali juga berdampak pada fluktuasi harga tanaman.
Perbanyakan
tanaman hias penting peranannya bagi penyediaan bahan tanam yang memadai.
Setiap jenis tanaman hias berbeda-beda teknik perbanyakan yang dapat digunakan,
tergantung dari pola reproduksinya tanamannya. Cara perbanyakan yang benar akan
dapat memberikan hasil perbanyakan yang optimal dan keuntungan yang maksimal.
Menurut
Harjanto dan Rakhmania (2007), agar perbanyakan tanaman hias berjalan dengan
sukses, ada beberapa aspek dasar yang perlu dikuasai, yaitu: (1) fisiologi
tanaman semisal waktu dan karakteristik biji matang, serta cara memecahkan
dormansi tunas vegetatif, (2) cara mensterilkan alat perbanyakan untuk mencegah
penyebaran cendawan dan bakteri, (3) cara merangsang perakaran dengan zat
perangsang, pupuk, dan vitamin, (4) cara memanipulasi lingkungan tumbuh seperti
media tanam, suhu, kelembaban, dan cahaya. Syarat suatu tanaman hias layak
diperbanyak secara komersial yaitu, (1) tanaman tidak mudah diperbanyak, (2)
memiliki daya ‘hipnotis’ yang tinggi, (3) memiliki catatan harga yang baik, (4)
mudah dipelihara, dan (5) memiliki keragaman varietas yang tinggi. Maka dari
itu, diperlukan kajian dan praktik mengenai cara-cara perbanyakan yang baik dan
benar pada komoditas tanaman hias yang layak diperbanyak secara komersial.
Perbanyakan
tanaman hortikultura dibagi atas dua yaitu perbanyakan vegetatif dan generatif.
Perbanyakan generatif adalah perbanyakan yang menggunakan biji sebagai calon
individu baru. Biji merupakan hasil dari petemuan dari sel kelamin betina dan
sel kelamin jantan, terbentuk zygot yang kemudian berkembang menjadi buah. Biji
tanaman hortikultura memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Ada yang berbiji
besar seperti pada spesies kacang-kacangan ada juga yang bijinya kecil seperti
pada spesies serealia. Baik tidaknya sumber tanaman yang berasal dari biji
sangat tergantung pada sifat genetik dari kedua induknya (Ruhana, 2010).
Perbanyakan
tanaman hias secara generatif selain dilakukan dengan biji, dapat pula
dilakukan dengan spora, misalnya pada paku-pakuan dan suplir. Hal yang penting
diperhatikan dalam perbanyakan tanaman hias dengan spora adalah memilih spora
yang telah masak, yang ditandai dengan warna cokelat atau kehitaman. Spora
biasanya terletak pada bagian bawah daun. Daun yang sudah tua sebelumnya
dikeringkan dalam amplop plastik. Penyemaian dilakukan dalam media yang bagian
bawahnya terendam air dan suhu udara 18-24ÂșC (Rukmana, 1998).
Perbanyakan
tanaman secara vegetatif merupakan suatu cara-cara perbanyakan atau
perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun, umbi
dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru tanpa melalui perkawinan
atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk. Prinsipnya adalah merangsang
tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi
tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Perbanyakan
tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah melalui tunas, umbi,
rizoma, dan geragih (stolon). Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat
dilakukan secara buatan. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetatif
buatan adalah tanaman yang memiliki cambium (dikotil). Perbanyakan tanaman
secara vegetatif buatan dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, dan merunduk
(layering). Selain itu perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara
campuran, yaitu penggabungan teknik perbanyakan secara vegetatif dan generative
(campuran) dengan cara okulasi dan sambung (grafting). Keunggulan perbanyakan
tanaman secara vegetatif adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang
sama dengan induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari perbanyakan secara
vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah. Kelemahannya, cara ini membutuhkan
pohon induk yang lebih besar dan lebih banyak, sehingga membutuhkan biaya yang
banyak. Tanaman yang diperbanyak dengan stek dan cangkok, terutama tanaman buah
atau tanaman keras akarnya bukan berupa akar tunggang sehingga tanaman tidak terlalu
kuat atau mudah roboh. Selain itu tidak semua tanaman dapat diperbanyak dengan
cara vegetatif dan tingkat keberhasilannya sangat rendah, terlebih jika
dilakukan oleh hobiis atau penangkar pemula (Nopriastori, 2011).
Contoh
praktek perbanyakan tanaman hias akan dijelaskan untuk tanaman bunga pukul
empat, sansevieria, paku dan melati pada artikel edisi berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.