Agar
keindahan dan kesejukan taman bisa dinikmati setiap saat, tentunya taman perlu
dirawat dan dijaga dengan baik. Dengan perawatan taman, kondisi dan gaya taman
bisa dipertahankan seperti pada konsep awal. Perawatan taman tidak hanya
terbatas pada tanaman saja, elemen keras juga perlu dirawat agar keberadaannya
tetap berfungsi dengan baik.
Sebagai
mahluk hidup, tentunya tanaman akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan.
Pertumbuhan tersebut ada kalanya diharapkan demi tercapainya tujuan tertentu,
misalnya ukuran tanaman yang diinginkan, suburnya tanaman. Pembentukan bunga
juga merupakan jenis pertumbuhan yang diinginkan. Namun, pada kasus-kasus
tertentu, pertumbuhan cabang yang tidak beraturan atau yang berubah dari bentuk
awalnya tidak diinginkan oleh pemilik taman. Secara umum, pemeliharaan pada
tanaman yaitu pemangkasan, pemupukan, penyiraman, dan penyiangan tanaman.
Berikut adalah penjelasannya:
1. Pemangkasan
Pemangkasan biasanya dimaksudkan
agar tanaman memiliki bentuk sesuai dengan yang kita inginkan. Pada beberapa
tanaman, pemangkasan juga ditujukan untuk menghidanri penggunaan nutrisi yang
berlebihan pada pertumbuhan vegetatif (daun dan tunas) sehingga nutrisi untuk
pertumbuhan generatif (bunga dan biji) terbatas. Adapun pemangkasan pada
tanaman pohon umumnya ditujukan untuk fungsi keamanan. Tanaman pohon yang
terlalu rimbun dengan daun dan dahan dikhawatirkan tumbang ketika hujan dan
angin kencang. Untuk tujuan ini, pemangkasan biasanya dilakukan dengan
menggunakan mesin gergaji. Selain prosesnya lebih cepat, tanaman yang dipotong
dengan mesin gergaji akan menghasilkan potongan yang rapi. Umumnya, pemangkasan
untuk jenis ini dilakukan ketika musim hujan akan tiba. Di samping agar dahan
atau pohon tidak tumbang ketika hujan deras bercampur angin kencang,
pemangkasan pada waktu musim hujan juga bertujuan agar pertumbuhan tanaman
setelah pemangkasan lebih cepat. Dengan demikian, dalam waktu dekat tanaman
sudah rimbun dengan ditumbuhi dahan, ranting, dan daun.
2. Pemupukan
tanaman
Untuk bisa tumbuh dan berbunga
dengan indah, tanaman membutuhkan berbagai unsur nutrisi (hara). Tanah sebagai
tempat tumbuh tanaman memang sudah menyediakan unsur hara. Namun, ragam dan
jumlah yang tersedia mungkin tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pada kondisi seperti inilah, tanaman perlu untuk dipupuk.
Di pasaran, jenis pupuk yang
ditawarkan sangat beragam. Hal yang perlu dipahami tentang pemilihan dan
penggunaan pupuk yaitu karus disesuaikan dengan kebutuhan tanah dan tanaman.
Ketahui terlebih dahulu kandungan pupuk yang hendak dibeli.
Komponen yang paling dominan dalam
pupuk yaitu unsur-unsur makro, yaitu unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dalam
jumlah besar. Beberapa contohnya yaitu, Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium
(K). Untuk tanaman yang baru ditanam atau dalam masa pertumbuhan vegetatif
(tunas dan daun), sebaiknya menggunakan pupuk dengan kandungan nitrogen yang
tinggi. Hal ini dipilih karena pada masa pertumbuhan vegetatif, tanaman banyak
membutuhkan nitrogen, sedangkan kebutuhan fosfor dan kalium dalam jumlah
sedikit. Sementara, bila tanaman tersebut dalam masa pertumbuhan generatif
(pembungaan), sebaiknya pupuk yang dipilih yaitu pupuk dengan kandungan fosfor
yang tinggi.
3. Penyiraman
Penyiraman pada tanaman tidak hanya
dilakukan pada media tanam (tanah) saja, melainkan juga pada bagian-bagian
tanaman. Pada dasarnya, penyiraman bertujuan agar media tanam menjadi lebih
gembur sehingga akar tanaman akan lebih mudah untuk mengambil unsur hara di
dalam media tanam. Sementara, pada tanaman itu sendiri, penyiraman bertujuan
untuk menurunkan tingkat penguapan akibat teriknya sinar matahari. Sebaiknya,
penyiraman dilakukan dengan air bersih.
Waktu yang tepat untuk penyiraman
yaitu pada pagi atau sore hari. Hal ini didasarkan pada saat tersebut,
intensitas cahaya yang dipancarkan oleh matahari sudah tidak tinggi lagi
sehingga tanaman tidak terlalu stres karena perbedaan suhu yang drastis.
Penyiraman sangat dibutuhkan tanaman pada saat musim kemarau. Sementara, alat
yang umumnya digunakan untuk penyiraman yaitu gayung dan ember, selang, embrat,
serta sprinkler. Pemilihan alat-alat penyiraman sebaiknya disesuaikan dengan
kebutuhan.
4. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk
menghilangkan tanaman-tanaman yang tidak diinginkan yang tumbuh disekitar
tanaman utama, umumnya disebut gulma. Gulma atau rumput liar yang tumbuh di
sekitar tanaman utaman (tanaman hias) akan merebut nutrisi yang dibutuhkan oleh
tanaman utama. Tidak hanya, itu, dalam mendapatkan sinar matahari pun antara
tanaman utama dan gulma akan saling berebut. Sebaiknya, penyiangan dilakukan
secara berkala, misalnya sebulan sekali. Penyiangan bisa dilakukan secara
manual dengan tangan atau menggunakan cangkul.
5. Pengendalian
hama dan penyakit
Hama adalah kerusakan tanaman yang
disebabkan oleh serangan sejenis binatang, misalnya ulat, belalang, dan tikus.
Penanggulangannya dengan menggunakan pestisida jenis insektisida, contohnya
Decis 2,5 EC, Agrimec 18 EC, dan Furadan 3 G. Sedangkan penyakit adalah
kerusakan tanaman yang disebabkan oleh jamur. bakteri, dan virus. Penanggulangan
penyakit yang disebabkan oleh jamur dengan menggunakan pestisida jenis
fungisida contohnya Antracol 70 WP, Dithane M45, dan Previcur N. Penyakit yang
disebabkan oleh bakteri dapat dikendalikan dengan menggunakan pestisida jenis
bakterisida, misalnya Agrept dan Starner. Penyakit yang disebabkan oleh virus
tidak dapat dikendalikan dengan pestisida, melainkan harus dieradikasi, yaitu
memusnahkan bagian tanaman yang terserang atau keseluruhan tanaman. Pada
serangan virus yang dapat dilakukan adalah mengendalikan vektor yang menjadi
pembawa atau penyebar virus. Pada beberapa kasus, semut adalah vektor yang
sering kali mengakibatkan tanaman terkena serangan virus
Secara umum ada empat cara usaha
pengendalian serangan hama dan penyakit tanaman, yaitu cara teknik budi daya
atau kultur teknik, cara fisik, cara biologi, dan cara kimiawi. Cara teknik
budi daya mencakup pemotongan atau pemangkasan bagian tanaman yang sakit afau
terserang, serta pembuangan sisa-sisa tanaman yang dapat menjadi tempat berbiaknya
pengganggu. Cara fisik dilakukan dengan menggunakan perangkap, khususnya bagi
hama serangga, menggunakan panas untuk mikroorganisme, menggunakan mulsa atau
penutup tanah atau dilakukan pembakaran untuk memberantasan gulma. Cara biologi
adalah sistem pengendalian dengan menggunakan musuh alami pengganggu tanaman
dengan cara menciptakan kompetisi alami antar organisme. Musuh alami dapat
berupa jasad renik, parasit atau predator sampai binatang seperti tikus, kodok,
atau ular. Sedangkan cara kimiawi merupakan cara terakhir yang harus dipilih
dalam pengendalian hama dan penyakit sebab menggunakan bahan kimia yang dapat
menimbulkan terganggunya keseimbangan alam bila dilakukan dengan sembarangan.
Pada saat ini yang banyak digunakan oleh masyarakat pertanian adalah sistem
pengendalian hama dan penyakit terpadu dan meminimalisasikan penggunaan bahan
kimia demi terjaganya kelestarian lingkungan.
6. Penggantian
tanaman / peremajaan
Tanaman pohon perlu dilakukan
penggantian / peremajaan jika dinilai sudah terlalu tua atau menunjukkan gejala
terserang penyakit yang sudah terlalu parah. Ini penting diperhatikan mengingat
resiko yang mungkin terjadi jika sewaktu-waktu pohon tumbang dan membahayakan
pengguna taman. Untuk itu, dalam pengelolaan lanskap diperlukan agenda
pengecekan kesehatan dan umur pohon secara berkala, setidaknya setiap enam
bulan.
Penyusun:
Gembong Gilangharjo
Penyunting:
Fathin Nabihaty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.