Permintaan
gula merah untuk pasar industri dan umum terus meningkat seiring pertumbuhan
ekonomi dalam negeri. Namun peningkatan permintaan ini baru mampu tercukupi 10%
dari sektor perkebunan kelapa rakyat pada tahun 2010. Di beberapa daerah
seperti Kabupaten Bantul dan Purworejo, penurunan produksi dari tahun ke tahun
disebabkan ketiadaan tenaga kerja penyadap serta kesulitan dalam proses penyadapan
nira kelapa. Sampai saat ini, potensi terkuat sebagai bahan baku pembuatan Gula
Merah Rakyat (GMR) selain kelapa masih dimiliki komoditas tebu, yang juga
merupakan bahan baku utama pembuatan gula putih. Maka dari itu, untuk
meningkatkan produksi gula merah,
dalam beberapa tahun kedepan diharapkan gula tebu untuk gula merah dapat disubtitusi dengan tanaman pemanis alami lain seperti sorgum, sehingga dapat menurunakan tingkat kompetisi penggunaan sumber bahan baku, serta meningkatkan penghasilan produsen GMR dan mengaktifkan kembali unit-unit produksi GMR di daerah-daerah.
dalam beberapa tahun kedepan diharapkan gula tebu untuk gula merah dapat disubtitusi dengan tanaman pemanis alami lain seperti sorgum, sehingga dapat menurunakan tingkat kompetisi penggunaan sumber bahan baku, serta meningkatkan penghasilan produsen GMR dan mengaktifkan kembali unit-unit produksi GMR di daerah-daerah.
Sorgum,
yang salah satu spesiesnya disebut sebagai Sorgo (Sorgum bicolor L.), termasuk
dalam keluarga yang sama dengan padi, gandum, jagung, dan tebu. Tanaman ini
sangat potensial untuk dikembangkan menjadi komoditas agroindustri karena
keunggulannya pada daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan kekeringan, panen
mudah, resiko kegagalan rendah, produksi tinggi, dapat diratun, input lebih sedikit
serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibading tanaman pangan lainnya.
Selain itu, sorgum juga mempunyai keunggulan dalam manfaat yang sangat luas
karena seluruh bagian tanamannya bernilai ekonomi. Batang sorgum memiliki kadar
gula antara 12-18%, hampir setara dengan tebu. Dengan demikian batang sorgum
sebenarnya berpotensi sebagai sumber gula seperti halnya tebu.
Batang sorgum sebelum digiling |
Penelitian
untuk pembuatan gula sorgum telah dilakukan oleh mahasiawa Universitas
Gadjah Mada pada Oktober-Desember 2011. Dalam
penelitian tersebut, masyarakat yang berpartisipasi dengan antusias mengharapkan
adanya pengembangan olahan sorgum seperti Sugar sorgo. Sugar sorgo diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan petani sorgum di Gunung Kidul yang biasanya hanya
dapat mengusahakan sorgum secara subsisten sebagai pakan ternak. Sugar sorgo
juga diharapkan dapat mempermudah produsen gula merah dalam mendapatkan bahan
baku, serta meningkatkan produksi per satuan luas lahan yang dimiliki. Oleh
karena itu, pengembangan Sugar sorgo tidak boleh berhenti sampai di sini. Informasi lebih lanjut mengenai hasil penelitian dan lain-lain, silakan hubungi penulis.
Gula merah sorgum "Sugar Sorgo" |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.