"salah satu amal yang tidak akan putus pahalanya meski manusia telah meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat"

Optimasi Hasil Melalui Pengaturan Sumber (Source) dan Lubuk (Sink) pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)


Keseimbangan sink-source diperlukan bagi tanaman pada saat fase perkembangan buah. Masa pembentukan organ reproduktif merupakan fase kritis yang sangat memerlukan cukup banyak energi dari jaringan source. Pengendalian nisbah sink-source menjadi sangat penting bagi tanaman berenergi tinggi seperti nut

Tanaman Tomat
 
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan tanaman sayuran yang mempunyai nilai gizi tinggi. Di Indonesia, tomat banyak diusahakan, baik di dataran tinggi (60%) maupun di daratan rendah (40%). Rendahnya produksi tomat menjadi salah satu kendala dalam budi daya tanaman ini. Hasil rata-rata pertanaman tomat di dataran rendah umumnya sekitar 6,0 ton/ha, sedangkan di dataran tinggi mencapai 26,6 ton/ha. Rendahnya produksi di dataran rendah antara lain disebabkan oleh terbatasnya varietas unggul. Seain itu, kendala utama rendahnya produksi tomat secara nasional adalah keterbatasan teknologi budidaya yang dimiliki petani dan kurangnya informasi teknologi, seperti pemangkasan cabang atau pengaturan jumlah cabang utama dan penjarangan buah atau pengurangan buah (Anonim, 2004).


Tomat adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh dengan tinggi sekitar 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat dari kentang. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan. Menurut Anonim (2004), tanaman tomat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kerajaan       : Plantae
Kelas             : Dicotyledoneae
Ordo              : Solanales
Famili            : Solanaceae
Genus            : Lycopersicum
Spesies           : Lycopersicum esculentum Smith.

Produktivitas tanaman tomat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. pada umumnya temperatur di bawah atau di atas optimal mempengaruhi proses reproduksi sehingga dapat menurunkan produksi buah. Di daerah tropis temperatur tinggi, kurangnya intensitas cahaya, dan kelembaban tinggi dapat menurunkan produksi dan kualitas buah, sedangkan kondisi di lapang seperti kekeringan, temperatur yang tinggi, hujan dan angin kencang juga dapat menyebabkan penurunan produksi dan kualitas buah. Faktor-faktor abiotik tersebut berpengaruh terhadap beberapa tahap proses reproduksi, sehingga mempengaruhi produksi buah (Purnamaningsih, 2008).

Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 21 – 24 0C pada siang hari dan 15 – 20 0C pada malam hari (Deanon, 1967). Temperatur pada siang hari lebih dari 38 0C selama 1-3 hari setelah penyerbukan menyebabkan embrio mengalami kerusakan, sehingga biji yang terbentuk tidak baik (Alvin et al., 1999).
 
Sumber (Sink) dan Lubuk (Source) pada Tanaman Tomat


Source merupakan organ yang mensintesis dan mengekspor zat seperti karbohidrat (daun, phloem, buah muda, dan batang hijau) dan hormon (pucuk, akar, dan biji). Sink merupakan organ yang mengimport dan menggunakan atau menyimpan suatu zat seperti karbohidrat (biji, daging buah, akar, pucuk yang tumbuh). Pada tanaman tomat, sumber (source) dapat berupa daun-daun, phloem, buah muda, dan batang hijau. Sedangkan lubuk (sink) yang paling dominan pada tanaman tomat dalam menyimpan karbohidrat adalah buahnya.

Proses fotosintesis yang terjadi pada daun menghasilkan asimilat yang digunakan untuk pertumbuhan buah dan juga berkontribusi terhadap kualitas buah. Ukuran baik itu jumlah maupun luas daun, merupakan sumber (source) asimilat saling berinteraksi dengan buah yang merupakan organ pengguna asimilat (sink). Oleh karena itu, ukuran buah optimum dengan kualitasnya yang baik membutuhkan nisbah daun/ buah tertentu. Namun pada kenyataannya daun tidak dapat ditingkatkan jumlahnya, sehingga pengaturan nisbah daun/buah hanya dimungkinkan melalui pengurangan jumlah buah.

Optimasi Hasil Melalui Pengaturan Sumber dan Lubuk pada Tanaman Tomat


Buah merupakan salah satu organ sink untuk asimilat selama periode pertumbuhan dan
perkembangan buah, sehingga jumlah buah merupakan komponen ukuran atau besaran sink. Menurut Egli (1999), hasil suatu tanaman dapat dibatasi oleh aktivitas sumber (source) seperti fotosintesis pada daun atau oleh keberadaan lubuk (sink) yang menggunakan fotosintat hasil source. Dengan kata lain kadar pati daun dpat menurun seiring dengan bertambah jumlah muatan buah yang megindikasikan buah merupakan organ pesaing (sink) untuk asimilat. Hal tersebut dapat disebabkan karena pembongkaran pati daun menjadi sukrosa untuk keperluan buah sebagai organ sink. Jadi, metabolisme sukrosa merupakan hal penting bagi mobilisasi dan penggunaan sukrosa selama periode perkembangan buah. Olehkarenanya perlu di treatment sepertihalnya pemangkasan buah untuk menghasilkan buah yang lebih optimal.

A. Penjarangan Buah
Pengurangan jumlah buah (fruit thinning) merupakan praktek budidaya yang diterapkan pada perkebunan buah dengan tujuan meningkatkan ukuran buah sekaligus kualitas kandungan nutrisi. Menurut sutiastini (1993), pengurangan buah dapat meningkatkan mutu buah. Dengan pengurangan buah, asimilat disimpan dalam buah secara optimal, sehingga cadangan makanan dalam biji banyak dan perkecambahan benih normal (Widodo, 1998). Pemangkasan ini merupakan usaha untuk memperbaiki kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, cahaya, sirkulasi angin sehingga aktifitas fotosintesa berlangsung normal.

Pengurangan atau pengaturan buah akan meningkatkan nisbah daun-buah melalui peningkatan luas daun yang ada terhadap setiap buah yang dibiarkan terus tumbuh dan berkembang. Apabila jumlah buah dalam kondisi banyak pada suatu tanaman maka akan menyebabkan beberapa perubahan seperti berkurangnya kandungan karbohidrat, ukuran dan bobot buah, seta komponen kualitas buah. Selain itu, akan menyebabkan jumlah buah hasil panen berikutnya menjadi menurun. Poerwanto (2004) menyatakan bahwa penjarangan buah sering dilakukan oleh petani untuk mengoptimalkan kualitas buah.

Pada perlakuan penjarangan buah, nisbah daun terhadap jumlah buah meningkat yang mengakibatkan pertumbuhan buah lebih optimal dan menurunnya kompetisi dalam memperebutkan asimilat. Hal tersebut akan meningkatkan ukuran buah, kandungan padatan terlarut dan bobot kering buah. Menurut Saladin (2002) pada tanaman tomat Galur Harapan IPB yang dibudidayakan di lapang, dengan penjarangan buah dapat mengurangi persentase gugur buah per tanaman dari 58.6 % menjadi 34.57 %. Persaingan buah dalam mendapatkan fotosintat makin kecil dengan jumlah buah yang terbatas sehingga dapat memperkecil tingkat gugur buah.

B. Pemangkasan
Pemangkasan merupakan suatu teknik untuk mengatur bentuk tanaman agar dapat menumbuhkan tunas baru dan memungkinkan melakukan panen pada tingkat produksi tertentu (Atmosoedarjo et al, 2000). Secara fungsional pemangkasan akan mengurangi kapasitas produksi karbohidrat sehingga menyebabkan pertumbuhan akar terganggu dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Edmond et al, 1964). Pemangkasan pada tomat memiliki keuntungan yaitu buah lebih cepat matang, meningkatkan panen awal dan total panen, mengurangi hama dan penyakit, buah lebih besar dan mempermudah pemanenan serta penyemprotan pestisida (Thompson dan Kelly, 1957).
Wartapa dkk. (2009) menyatakan bahwa pemangkasan adalah salah satu cara dalam memacu pertumbuhan, dari perombakan timbunan karbohidrat yang dicadangkan untuk pertumbuhan generatif, namun dipergunakan untuk pembentukan tunas maupun pembentukan bunga. Penjarangan buah relatif dapat mempercepat panen, ini dimungkinkan dengan penjarangan akan terjadi proses penurunan kadar auxin pada jaringan muda. Seperti yang dikemukakan Sunaryono (1977), bahwa pemangkasan pada tanaman tomat dapat mempercepat pembungaan yang lebih awal. Dimana jumlah buah sangat berkaitan dengan jumlah cabang tanaman.pengaturan jumlah cabang dapat memberikan jumlah buah paling banyak. Hal ini disebabkan karena setiap cabang utama akan terbentuk rangkain buah.

Lewis (1990) mengatakan bahwa pemangkasan dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan cabang dan buah. Jumlah cabang pada tanaman tomat akan berpengaruh terhadap mutu buah maupun mutu benih. Cabang tanaman yang sedikit dimungkinkan mutu buah dan benih dapat meningkat. Asimilat yang terbentuk sepenuhnya dapat disimpan pada buah maupun biji menjadi lebih besar, sehingga mempengaruhi mutu buah maupun benih. Sebaliknya, apabila jumlah cabang pada tanaman tomat banyak, maka asimilat banyak dipergunakan untuk pertumbuhan tunas-tunas baru, sehingga asimilat yang tersimpan pada buah maupun biji menjadi berkurang dan selanjutnya menyebabkan asimilay yang disimpan pada buah dan biji lebih sedikit. Oleh karena asimilat yang disimpan buah atau benih sedikit, dapat mengakibatkan mutu buah maupun benih menurun. Hal ini telah terbukti dalam penelitian Melulosa (2002), tanaman tomat dengan dua cabang utama memberikan berat buah dan ukuran terbaik.

Kesimpulan
  1. Source merupakan organ yang mensintesis dan mengekspor zat seperti karbohidrat (daun, phloem, buah muda, dan batang hijau) dan hormon (pucuk, akar, dan biji).
  2. Sink merupakan organ yang mengimport dan menggunakan atau menyimpan suatu zat seperti karbohidrat (biji, daging buah, akar, pucuk yang tumbuh).
  3. Semakin banyak buah yang terbentuk dan berkembang pada suatu tanaman akan menyebabkan berkurangnya ukuran individu buah.
  4. Pemangkasan adalah salah satu cara dalam memacu pertumbuhan, dari perombakan timbunan karbohidrat yang dicadangkan untuk pertumbuhan generatif, dipergunakan untuk pembentukan tunas maupun pembentukan bunga.
  5. Penjarangan buah relatif dapat mempercepat panen, ini dimungkinkan dengan penjarangan akan terjadi proses penurunan kadar auxin pada jaringan muda.
  6. Jika sink semakin kuat, gradien antara source-sink meningkat, source distimulasi untuk lebih produktif.

 
DAFTAR PUSTAKA

Atmosoedarjo, S., J. Kartasubrata, M. Kaomini, W. Saleh, W. Moerdoko, Pramodibyo dan S. Ranoeprawiro. 2000. Sutera Alam Indonesia. Yayasan Sarana Jaya. Jakarta. 337 hal.

Edmond, J. B., T. L. Senn and F. S. Andrews. 1964. Fundamentals of Horticulture. Mc Graw – Hill. New York. 476 p.

Purnamaningsih, R. 2008. Perakitan Tanaman Tomat Partenokarpi untuk Meningkatkan Produksi Tomat di Dataran Rendah. Warta Biogen Vol. 4 No. 2.

Purwanto. 2004. Modul II Budidaya Buah – Buahan : Pertumbuhan dan Perkembangan Pohon. Program Studi Hortikulktura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor .

Saladin, M. 2002. Evaluasi Karakter Hortikultura dan Pengaruh Pemangkasan Cabang terhadap Produksi Sepuluh Galur Tomat Harapan IPB. Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Thompson, H. C. and W. C. Kelly. 1957. Vegetable Crop. 5th edition. McGraw hill Book Company. New York. 611p.

Wartapa, A. 2009. Pengaturan jumlah cabang utama dan penjarangan buah terhadap hasil dan mutu benih tomat Varietas Kaliurang (Lycopersicum esculentum Mill.). Jurnal Ilmu Pertanian 5(2): 150-163.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.

Baca juga

Kerja Sambilan Mudah dan Halal di Survei Online Berbayar #1

Mendapatkan bayaran dari mengisi survei sudah bukan hal asing . Lebih dari 70% orang online untuk mengisi survei . Mereka biasanya menj...