Produksi budidaya tanaman dalam bidang pertanian dapat bernilai tinggi baik
secara kualitas maupun kuantitas apabila faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi tersebut dilakukan secara baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi
produksi pertanian adalah Benih tanaman. Benih yang bermutu rendah, baik dalam
hal daya tumbuh maupun karena terinfeksi patogen tular benih, apabila ditanam
akan menghasilkan populasi tanaman per satuan berat benih dan luas tanam yang
lebih rendah dibanding benih yang bermutu tinggi. Populasi tanaman yang tumbuh
dan dipanenmerupakan faktor yangmenentukan tinggi rendahnya produksi dan
produktivitas tanaman. Rendahnya
populasi tanaman antara lain disebabkan oleh daya tumbuh benih yang rendah,
atau oleh serangan hama dan penyakit. Benih yang tidak sehat (terinfeksi oleh
patogen) akan tumbuh menjadi kecambah dan tanaman yang juga tidak sehat,
sehingga tidak mampu berproduksi optimal. Infeksi patogen tular benih tersebut
seringkali tidak nampak jelas pada benih dan barumemperlihatkan gejala pada
kecambah, bahkan adakalanya baru tampak pada saat tanaman sudah tumbuh dewasa
(Saleh, 2008).
Salah satu patogen benih yang berpotensi
merugikan adalah virus. Penyakit mosaik pada tanaman cabai umumnya disebabkan oleh gabungan
beberapa patogen virus. TMV merupakan virus yang diketahui dapat ditularkan
melalui benih (Widodo dan Wiyono, 1995). Tanaman yang terserang TMV menurut
Widodo dan Wiyono, menunjukkan gejala, yaitu daun-daun muda berubah menjadi
warna belang kuning hijau, keriting serta berkerut, tanaman kerdil, buah belang
dan berwarna kuning, serta munculnya garis nekrosis pada daun cabai yang menyebabkan
terjadinya gugur daun.
1. Menggunakan mikroskop elektron untuk
memvisualisasi virus di dalam sel-sel jaringan.
2. Menumbuhkan virus di laboratorium menggunakan cell line, yaitu melakukan kultur sel
jaringan di laboratorium (in vitro).
3. Identifikasi virus menggunakan teknik serologi,
menggunakan serum dari inang yang mengandung antibodi spesifik terhadap virus
tertentu. Dengan demikian manakala virus (sebagai antigen) kontak dengan serum
akan terjadi aglutinasi sebagai respon antibodi terhadap antigen.
4. Menggunakan PCR dan sequencing DNA.
5. Secara imunokimia/imunositokimia.
Selain itu, terdapat juga metode modern yang sering disebut dengan metpde
LAMP. Metode deteksi virus patogen dengan metode Loop mediated isothermal amplification (LAMP) merupakan teknik tabung tunggal untuk
amplifikasi DNA. Amplifikasi dan
deteksi gen dengan LAMP (Anonim, 2005) dapat diselesaikan dalam satu langkah,
yaitu dengan menginkubasi campuran sampel DNA, primer, dan DNA polimerase pada
suhu konstan (sekitar 65 ° C) selama 15-60 menit. Deteksi secara visual dapat
dilakukan dengan bantuan flourecence.
Praktikum Patologi Benih acara kelima dengan judul
Deteksi Virus Patogen dengan Metode Lamp ini dilaksanakan pada tanggal 26 November 2012
di Laboratorium Klinik Tumbuhan, Ilmu Hama da Penyakit Tumbuhan, Fakultas
Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat
yang digunakan adalah tusuk gigi steril, Water
bath, dan Kotak UV. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah tanaman
hasil growing on test dan Kit LAMP. Master mix dibuat dari campuran RM 6,25 µL,
FIP 0,4 µL, BIP 0,4 µL, Loop 0,2 µL, F3 0,5 µL, B3 0,5 µl, Flouresence dye 0,5
µL, EM 0,5 µL, dan DW 3,25 µL.
Cara kerja dalam praktikum
ini dengan terlebih dahulu menyiapkan
sampel yakni daun diambil menggunakan
plastik kemudian ditusuk dengan tusuk gigi hingga terambil cairan selnya
berwarna kehijauan. Setelah itu sampel dimasukkan ke master mix satu per satu.
Saat perlakuan diusahakan tidak terkontaminasi antara perlakuan satu dengan
lainnya. Kemudian dilakukan inkubasi 62º C selama 1 jam, 100ºC selama 1 menit,
dan 85º C selama 4 menit.
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
Metode LAMP termasuk metode yang modern sebagai alternatif
deteksi karena biaya yang rendah untuk mendeteksi suatu penyakit tertentu. LAMP
adalah pendekatan baru untuk amplifikasi asam nukleat yang menggunakan suhu
inkubasi tunggal sehingga menghindarkan kebutuhan untuk cyclers termal yang mahal.
Deteksi produk amplifikasi dapat menggunakan fotometri
untuk kekeruhan yang disebabkan oleh peningkatan kuantitas pirofosfat Magnesium
dalam larutan atau dengan penambahan SYBR hijau, perubahan warna dapat dilihat
tanpa peralatan yang canggih. Tabung deteksi amplifikasi DNA Juga dimungkinkan
untuk menggunakan manganes yang mengandung calcein yang mulai fluorescing manganes pada kompleksasi oleh pirofosfat selama dalam sintesis DNA
in vitro (Anonim, 2011).
Jenis virus yang dilaporkan dapat menginfeksi tanaman
cabai di Indonesia di antaranya adalah Cucumber
Mozaik Virus (CMV). CMV memiliki daerah menyebaran yang cukup luas dan
selalu ditemukan pada setiap pertanaman cabe yang diamati, walaupun porsinya
berbeda-beda. CMV sering kali menginfeksi secara bersama-sama dengan ChiMV (Chili Veinal Mottle Virus). Gejala yang
muncul pada tanaman berbeda-beda antar varietas, yang pada dasarnya terjadi
gangguan dalam proses pertumbuhan tinggi tanaman.
Gambar 1 dan 2. Tanaman hasil growing
on test yang diuji dengan LAMP (kiri) dan pengambilan cairan selnya (kanan)
Meskipun LAMP mudah untuk dilakukan namun dalam
pelaksanaannya jika tidak hati-hati maka dapat terjadi kesalahan yang
menyebabkan kegagalan deteksi. Dalam praktikum ini, patogen tidak dapat
terdeteksi karena saat inkubasi tube kemasukan air dari water bath. Air yang
masuk ke dalam tube menyebabkan terjadinya pengenceran berlebih pada sampel.
Pada dasarnya untuk dapat mendeteksi adanya patogen Cucumber Mozaic Virus dalam sampel,
genom virus yang sesuai dengan primer penciri Cucumber Mozaic Virus diamplifikasi secara terus menerus. Proses
selama inkubasi dalam LAMP sebenarnya tidak jauh berbeda dengan PCR, proses
LAMP menjadi lebih sederhana dan cepat karena amplifikasi terjadi secara cepat
melalui pembentukan pin atau cincin. Apabila tidak terdapat genom yang
dimaksud, maka tidak akan terjadi amplifikasi dan hasil visualisasi di bawah
sinar UV akan negatif. Terjadinya pengenceran pada sampel bisa jadi
menggagalkan proses amplifikasi.
KESIMPULAN
LAMP adalah pendekatan untuk amplifikasi asam
nukleat yang menggunakan suhu inkubasi tunggal. Deteksi
patogen dengan metode ini dapat menjadi lebih cepat dan murah. Tidak dapat dilakukan deteksi pada sampel tanaman yang digunakan
karena pada saat inkubasi, mikrotube kemasukan air.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2005. LAMP standard procedures. < http://loopamp.eiken.co.jp/e/tech/index.html>. Diakses 19 Oktober
2012.
Anonim. 2011. Loop-mediated isothermal amplification. < http://en.wikipedia.org/wiki/Loop-mediated_isothermal_amplification>. Diakses tanggal 18 Desember 2012.
Burgess, G. W. 1995. Teknologi Elisa dalam Diagnosis dan Penelitian. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Saleh, N. 2008. Penggunaan Benih Sehat sebagai Sarana Utama Optimasi Pencapaian Produktivitas Kedelai. Iptek Tanaman Pangan 3: 229-243.
Widodo., S. Wiyono. 1995. Agrotek. Wahana Informasi dan Alih Teknologi Pertanian. 2: 70-72.
Saleh, N. 2008. Penggunaan Benih Sehat sebagai Sarana Utama Optimasi Pencapaian Produktivitas Kedelai. Iptek Tanaman Pangan 3: 229-243.
Widodo., S. Wiyono. 1995. Agrotek. Wahana Informasi dan Alih Teknologi Pertanian. 2: 70-72.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.