"salah satu amal yang tidak akan putus pahalanya meski manusia telah meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat"

Kunjungan ke Balai Penelitian Karet Getas (Juni 2012)


Kunjungan ini adalah salah satu program dari mata kuliah Budidaya Tanaman Tahunan tahun 2012 (tahun-tahun sebelumnya juga sama.. grr >_<). Meskipun awalnya malas-malasan karena banyak faktor eksternal yang menyebalkan (nothing, just personal problem gals!) dan biayanya yang menguras uang makan seminggu, tapi sesampainya di lokasi rasanya sudah bisa terikhlaskan, Alhamdulillah.
Kami berangkat dari Jogja pukul 7.30 melalui jalan ringroad utara lalu mengikuti sepanjang jalan jalan jogja-solo. Dengan kecepatan bis kura-kura kami sampai pukul 10.45. Sebelum sampai di lokasi sebenarnya kami sempat terhambat perbaikan jalan, jalan ini baru disemen, kemungkinan karena sruktur tanahnya yang gumpal dan mudah hancur tidak memungkinkan jalan biasa (aspal) untuk lewat truk-truk besar. Tiba di lokasi kami disambut beberapa staf pabrik dan staf peneliti.
Gerbang Pabrik
Tidak lama basa-basi kami langsung digiring ke gedung pengolahan RSS (lateks lembaran). Di sini kami melihat proses penampungan lateks cair kedalam beberapa buah corong raksasa yang kemudian dialirkan menuju bak-bak koagulasi dengan lengser-lengser raksasanya. Tidak banyak orang yang terlihat bekerja disini karena kebetulan saat itu pabrik sedang dalam masa istirahat.
Penampung Latek Cair

Bak Koagulasi
Menggandeng gedung RSS adalah gedung pengasapan yang terdiri dari dua lantai. Ada banyak ruangan gelap gulita yang sunyi senyap di sini berisi bambu-bambu untuk menggantung orang eh maksudnya lembaran lateks. Lembaran lateks yang masih segar berwarna putih susu, setelah kering warnanya menjadi cokelat kehitaman dan berbau menyengat karena pengasapan. Pengasapan dilakukan selama satu minggu dengan peningkatan suhu secara pertahap. Panas dalam ruang pengasapan dihasilkan dari pembakaran kayu karet dalam tungku raksasa yang ada di lantai dasar. Kayu karet dipilih karena baunya yang relatif tidak terlalu menyengat dibandingkan dengan kayu lainnya. Dalam satu hari biasanya pengasapan ini dapat memakan 3-4 meter kubik kayu karet. Banyak banget ya.. Kami bersyukur tidak berkunjung ke sini malam hari. Ngeri.. di samping gedung pengasapan yang gelap gulita dan sunyi senyap ini ada sebuah gedung tua yang tinggi dan diselimuti rumput-rumput menjalar. Entah mengapa gedung itu ada di sana.
Ruang Pengasapan
Penampung Limbah
Gedung Tua
Di samping gedung pengasapan sangat ramai. Disini lateks lembaran yang sudah diasap kemudian dimakan, eh salah lagi, bukan dimakan tetapi di sortasi, tidak boleh ada lubang sedikitpun di tiap lembaran lateks itu. Setelah disortasi kemudian dipak dengan dibubuhi tepung, untuk menjaga agar lembaran-lembaran tersebut tidak rusak karena saling menempel.
Pengepakan
Adzan Dzuhur berkumandang, waktunya sholat dan makan. Karena tempat wudhu hanya ada satu ruang sempit untuk laki-laki dan perempuan maka beberapa dari kami mencari toilet. Toilet yang ku temukan sangatlah sepi dan tidak terawat, kamungkinan waktu malam tempat ini juga menyeramkan, ditambah lagi di dekatnya ada sebuah gedung tua yang juga tidak terawat. Setelah selesai sholat kami yang wudhu di toilet seram itu baru tahu kalau ternyata ada toilet baru yg lebih kinclong. Alamak..
Waktu makan jadi sangat singkat karena sholat yg lama. Sekardus makanan padang dan sekardus snack yang disediakan jadi terasa percuma. Tapi tidak masalah bagiku, sudah ku siapkan tas kain khusus untuk membawa pulang berkat. Hahaha.. akhirnya cuma sebuah pisang yang ku makan untuk siang ini.
Lanjut perjalanan beberapa meter menyeberang jalan yang sedang diperbaiki tadi menuju kebun karet. Lahan sekitar 2000 ha ini terbagi menjadi beberapa bagian untuk penyadapan, percobaan, dan juga pembibitan.
Perjalanan Menuju Kebun
Kebun Stock
Kebun Entres
Pembibitan di sini dilakukan hanya dengan cara okulasi (menempel). Perbanyakan dengan biji hanya dilakukan untuk penelitian/percobaan. Bahan untuk okulasi berasal dari kebun entres dan kebun induk. Dalam teknik okulasi ini ditekankan beberapa teknik yang prinsip:
1. Mata tunas diambil dari kulit batang sekitar 10 cm secara hati-hati sehingga mata tunas tidak terlepas dari kulit batang yang diambil ataupun berlubang
2. Batang bawah dikelupas kulit batangnya yang berwarna cokelat
3. Mata tunas ditempelkan dalam satu kali gerakan tanpa merubah posisi atau menggoyangkan apapun
4. Segera setelah itu bagian yang ditempel itu dililit dengan plastik dari bawah ke atas (agar air hujan tidak masuk)
5. Setelah sekitar satu bulan, mata tunas yang hidup akan terlihat berwarna kehijauan, sedangkan yang mati tetap berwarna cokelat gelap. Untuk meyakinkannya kulit sekitarnya dapat dikorek sedikit sehingga terlihat apakah warna bagian dalamnya sudah hijau atau belum
6. Jika ternyata mata tunas tersebut mati (disebut ‘janda satu’), dapat dilakukan satu kali lagi okulasi ulang di sisi lainnya
7. Okulasi dilakukan di batang bawah sekitar 15 cm dari tanah. jika terlalu tinggi akan dapat mengganggu produksi karena bekas okulasi biasanya membentuk benjolan seperti kaki gajah. Benjolan ini rentan terhadap hama penyakit
8. Jika akan dipindah tanam ke lahan, tajuk batang bawah harus dipotong lebih dahulu. Selama tajuk belum dipotong maka mata tunas okulasi akan tetap ‘tidur’ (tidak tumbuh).
Mata Tunas
Okulasi
Kaki Gajah pada Hasil Okulasi

Di kebun sadap terdapat bermacam klon karet dengan produksi yang beragam pula. Tanaman karet yang sudah bisa disadap ditandai dengan ukuran lilit batang sebesar 45 cm. Penyadapan hanya dapat dilakukan paling cepat setiap 48 jam (simbol: d2), karena penyadapan = menyakiti tanaman, tanaman perlu pemulihan diri untuk bisa disakiti lagi, kejam banget ya manusia.. untuk penyadapan 450 tanaman hanya diperlukan 1 orang tenaga sinder sadap yang bekerja mulai pukul 4.00 dini hari sampai pukul 7.00. waw.. sholat subuh di lahan kali ya. Penyadapan dilakukan dengan pisau sadap pada 3 bidang sadap sejajar berbentuk silinder diagonal yang melilit setengah lingkaran batang pohon (simbol: 3S/2 atau 3x1/2S) pada ketinggian 100-130 cm di atas tanah. Setiap bidang sadap dapat disadap hingga satu bulan. Setelah 5 bulan sisi sadap pertama (B1) dipulihkan dan penyadapan dilakukan pada sisi sadap sebaliknya (B2). B1 dapat disadap kembali setelah 7 bulan istirahat.
Penyadapan
Pengukuran Kedalaman Bidang Sadap
Tanaman karet juga mahluk hidup. Selain dieksploitasi tanaman juga perlu dirawat dan diberi nutrisi. Agar nutrisinya cukup maka pada saat penanaman jarak tanam sebaiknya tidak terlalu rapat (5x5 m atau 5x3 m), jarak 2,5x2,5 m bisa saja digunakan jika lahan tidak memadai asalkan perawatan lebih intensif. Pemupukan dengan pupuk organik dilakukan setahun sekali dan juga dengan N, P, K, Mg secara periodik. Penyadapan bagian atas sebaiknya tidak dilakukan karena tanaman menjadi terlalu terforsir sehingga dapat lebih mudah terkena hama dan penyakit. OPT yang sering menyerang adalah penyakit daun.
Daun-daun pohon karet terlihat cantik ketika menguning, ini adalah gejala gugur daun. Pada masa-masa tertentu setiap tahunnya karet mengalami gugur daun. Pada masa-masa ini produksi lateks meningkat, namun tidak lagi setelah daun habis.

Saatnya pulang, saatnya nampang. Kami pulang lewat jalan lain. Yaitu jalan sempit yang melewati jembatan kereta tua dan kemudian tembus di terminal Bawen. Sebagai resikonya kami kena macet panjang di secang (sudah biasa). Sayangnya bis ini tidak mau nerobos lewat jalan pinggiran berkerikil seperti molen-molen dan truk-truk besar yang sudah nyalip kami. Yah, sekedar saran, kalau pulang sore jangan lewat secang.. >_<

2 komentar:

  1. wooow, aku suka cerita ini...kenangan praktikum BTT, sekali lagi, bersamamu sob... :) semoga kita bisa sukses di matkul ini ! amin.

    BalasHapus

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.

Baca juga

Kerja Sambilan Mudah dan Halal di Survei Online Berbayar #1

Mendapatkan bayaran dari mengisi survei sudah bukan hal asing . Lebih dari 70% orang online untuk mengisi survei . Mereka biasanya menj...