"salah satu amal yang tidak akan putus pahalanya meski manusia telah meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat"

Pengenalan Alat-alat Meteorologi

Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan secara terus – menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lannya. Dalam persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut – turut hingga akan mendapatkan gambaran umum tentang rerata keadaan iklimnya, batas – batas ekstrim dan juga pola siklusnya.

Koordinasi secara luas mengenai pengumpulan dan pengelolaan data meteorologi dilakukan oleh World Meteorology Organization (WMO) yang berkedudukan di Geneva. Sedangkan untuk Indonesia koordinasi dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dibawah Dinas Perhubungan (Dishub) yang berkedudukan di Jakarta.

Peralatan yang digunakan dalam pengamatan cuaca sangat banyak jumlah dan jenisnya.
Peralatan – peralatan tersebut terdiri atas alat pengukur curah hujan, pengukur kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu, dan kelembaban nisbi udara, pengukur suhu tanah, pengukur suhu air, pengukur panjang penyinaran matahari, pengukur kecepatan angin, dan pengukur evaporasi.

Data anasir cuaca dan tempat-tempat berlainan baru dapat dibandingkan melalui cara pengukuran dan tingkat ketelitian sera ketepatan yang sama. Keseragaman yang dibutuhkan untuk pertukaran data cuaca secara internasional adalah :
a. Waktu pengamatan
b. Satuan anasir cuaca
c. Ketelitian dan ketepatan alat
d. Penentuan letak stasiun

TINJAUAN PUSTAKA

Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan permukaan bumi di bawahnya. Dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan hukum dan teknik matematik. Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca dilakukan pada lokasi yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan atau data-data yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan pertanian dan keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi meteorogis yang secara rutin diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling bawah, suhu dan kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah hujan, dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan reaksi matahari (Prawirowardoyo, 1996).

Dalam bidang pertanian, menurut Wisnubroto (1999) ilmu prakiraan penentuan kondisi iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman. Iklim mempengaruhi dunia pertanian. Presipitasi, evaporasi, suhu, angin, dan kelembaban nisbi udara adalah unsur iklim yang penting. Dalam dunia pertanian, air, udara, dan temperatur menjadi faktor yang penting. Kemampuan menyimpan air oleh tanah itu terbatas. Sebagian air meninggalkan tanah dengan cara transpirasi, evaporasi, dan drainase.

Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).

Pada proses pengamatan keadaan amosfer kita ini, digunakan beberapa alat. Sebelum ditemukan satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai keadaan atmosfer adalah dengan memasukkan keadaan yang diamati pada stasiun cuaca di seluruh dunia ke dalam peta cuaca (Neiburger, 1982). Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi digunakan beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di dalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan (Anonim, 2008).

Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer tipe Observatorium dan Ombrograf), Alat pengukur kelembaban relatif udara (Psikometer Assman, Psikometer Sangkar, Higrograf, Higrometer, Sling Psikometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-Minimum Six Bellani), alat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Jordan, Solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Permukaan Tanah, Termometer Selubung Kayu, Termometer Bengkok, Termometer Maksimum-Minimum tanah, Termometer Simons, Stick Termometer), alat pengukur intensitas penyinaran matahari (Aktinograf), alat pengukur evaporasi (Panci Evaporasi Kelas A, Piche Evaporimeter) dan alat pengukur kecepatan angin (Cup Anemometer, Hand Anemometer, Biram Anemometer) (Prawirowardoyo, 1996).

Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran. Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002).

Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Di indonesia, berdasarkan ketersediaan data iklim yang ada di sistem database Balitklimat, hanya ada 166 dari 2.679 stasiun yang menangani data iklim. Umumnya hanya data curah hujan dan suhu udara, sehingga walaupun metode Penman merupakan yang terbaik, metode Blaney Criddle akan lebih banyak dipilih karena hanya memerlukan data suhu udara yang relatif mudah didapatkan (Runtunuwu et.al., 2008).

Model-model peramalan deret waktu umumnya cenderung tidak tajam dalam membahas aspek keterkaitan ruang. Sebaliknya pada model-model prediksi yang menggunakan analisis keterkaitan ruang antar stasiun atau analisis hubungan antar parameter umumnya diterapkan pada satu periode waktu tertentu dan mengabaikan keterkaitan deret waktu ( Pramudia et.al., 2008).


METODOLOGI

Praktikum Klimatologi Dasar acara I tentang pengenalan alat – alat meteorologi dilaksanakan pada hari rabu, 19 November 2010 di Laboratorium Agroklimatologi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pada acara praktikum kali ini asisten memperkenalkan alat-alat meteorologi pertanian. Pertama adalah alat pengukur curah hujan yang terdiri dari dua macam alat yaitu ombrometer tipe observarium dan ombograf. Kedua adalah alat pengukur kelembapan nisbi udara yang terdiri dari empat macam alat yaitu psikometer sangkar, sling psikometer, psikometer tipe asman dan higrograf. Ketiga adalah alat pengukur suhu udara yang terdiri dari empat macam yaitu termometer biasa, termometer maksimum, termometer minimum, dan termometer maksimum-minimum Six Bellani. Keempat adalah alat pengukur suhu udara sekaligus kelembaban nisbi udara yang terdiri dari dua alat yaitu termohigrometer dan termohigrograf. Kelima adalah alat pengukur suhu air yaitu termometer maksimum-minimum permukaan air. Keenam adalah alat pengukur suhu tanah yang terdiri dari enam alat yaitu termometer permukaan tanah, termometer tanah selubung kayu, termometer tanah tipe bengkok, termometer tanah tipe symons, stick termometer dan termometer maksimum-minimum tanah. Ketujuh adalah alat pengukur panjang penyinaran yang terdiari dari dua macam alat yaitu solarimeter tipe Jordan dan solarimeter tipe Combell Stocker. Kedelapan adalah alat pengukur intensitas penyinaran matahari yaitu aktinograf dwi logam. Kesembilan adalah alat pengukur kecepatan angin yang terdiri dari tiga macam alat yaitu cup anemometer, hand anemometer, dan bisam anemometer. Kesepuluh adalah alat pengukur evaporasi yang terdiri dari dua macam alat yaitu piche evaporimeter dan panci evaporasi kelas-A.

Pada kesempatan ini diperkenalkan juga stasiun khusus untuk bidang pertanian kepada praktikan, kemudian asisten menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan stasiun pengamatan. Praktikan mengamati alat-alat pengukur anasir cuaca kemudian mencatat nama dan kegunaan alat, satuan dan ketelitian pengamatan, keterangan singkat dari prinsip kerja, cara kerja, cara pemasangan serta cara pengamatan. Dari hasil pengamatan kemudian praktikan membuat uraian singkat mengenai perbandingan kelebihan dan kekurangan antar alat yang diamati baik dari segi ketelitian pengamatan maupun kepraktisan.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

1. Alat Pengukur Curah Hujan

1.1 Ombrometer tipe Observatorium
Keterangan Gambar :
a. Mulut penakar seluas 100 cm²
b. Corong sempit
c. Tabung penampung dengan kapasitas setara 300-500 mm CH
d. Kran
• Fungsi : Mengukur jumlah hujan harian
• Satuan alat : mm
• Satuan pengukuran : mm
• Ketelitian alat : 0,5 mm
• Prinsip kerja : Penampung curah hujan
• Cara kerja : Air hujan masuk kemulut penangkar kemudian melalui corong sempit masuk ketabung penampung. Membuka kran untuk mengambil airnya, dilakukan 3 X (pukul: 07.00, 13.00, 18.00 WIB).

1.2 Ombrograf
Keterangan Gambar :
a. Mulut penakar
b. Corong sempit
c. Tabung penampung I
d. Tabung penampung utama (kapasitas setara 60 mm CH)
e. Saluran pembuangan air dengan sistem bejana berhubungan
f. Silinder kertas grafik
g. Pelampung
• Fungsi : Mengukur dan mencatat jumlah hujan
• Satuan Alat : mm
• Satuan Pengukuran : mm
• Ketelitian Alat : 2 mm
• Prinsip kerja : prinsip pelampung. yaitu: pencatatan tinggi air komulatif dengan pena pencatat yang dihubungkan dengan pelampung di dalam tabung pelampung.
• Cara kerja : Air hujan ditampung dalam silinder yang didalamnya terdapat sebuah pelampung yang dapat bergerak keatas oleh air hujan yang tertampung. Curah hujan kemudian dicatat pada pias dengan sebuah pena pencatat yang digerakan oleh pelampung tersebut. Jika pena tersebut mencapai batas atas 20 mm artinya, pelampung dalan silinder akan terbuang melalui sifon pada silinder dan pena kemudian turun kebatas bawah yaitu titik 0 mm dari pias disebabkan pelampungnya turun kembali kekedudukan semula.

2. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara

2.1 Psikrometer Sangkar
Keterangan Gambar :
a. Statif
b. Termometer bola basah
c. Termometer bola kering
d. Kain kasa yang dibasahi
e. Bejana tempat air
• Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara.
• Satuan Alat : ºC
• Satuan Pengukuran : %
• Ketelitian Alat : 0,50C
• Prinsip kerja : Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
• Cara kerja : Adanya suhu bola kering (T) dan suhu bola basah (t) T lebih rendah dari pada t karena untuk penguapan air pada kran yang menbalut bola termometer bola basah, memerlukan bahang. Bahan yang diperlukan tersebut diambil dari udara yang bersentuhan dengan bola basah tersebut sehingga termometer bola basah menunjukan suhu udara tersebut yang lebih rendah. Lw adalah tekanan uap air jenuh pada suhu T yang dapat ditentukan atau dapat dicari dari diagram atau tabel yang memuat tekanan uap jenuh pada berbagai suhu.

2.2 Sling Psikrometer
Keterangan Gambar :
a. Termometer bola basah
b. Termometer bola kering
c. Pegangan
• Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
• Satuan Alat : ºC
• Satuan Pengukuran : %
• Ketelitian Alat : 0,2ºC
• Prinsip kerja : Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
• Cara kerja : Sama dengan sling psikometer namun dusini pemutaran digantikan oleh kipas, yaitu dengan cara kunei (skrup pemutar pegas) diputar – kipas berputar – kalor – pengeringan TBB.

2.3 Psikrometer Tipe Assman
Keterangan Gambar :
a. Termometer bola basah
b. Termometer bola kering
c. Kipas
d. Sekrup pemutar pegas
e. Saluran angin
• Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
• Satuan Alat : ºC
• Satuan Pengukuran : %
• Ketelitian Alat : 0,2ºC
• Prinsip Kerja : Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
• Cara kerja : Sama dengan sling psikometer namun dusini pemutaran digantikan oleh kipas, yaitu dengan cara kunci (skrup pemutar pegas) diputar – kipas berputar – kalor – pengeringan TBB.

2.4 Higrograf
Keterangan Gambar :
a. Rambut
b. Sistem tuas
c. Pena / penera grafik
d. Silinder kertas grafik
• Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
• Satuan Alat : %
• Satuan Pengukuran : %
• Ketelitian Alat : 0,1 %
• Prinsip kerja : Berdasarkan perubahan panjang bahan higroskopis jika menyerap atau menguap air.
• Cara kerja : Dengan cara menggerakan tuas sehingga terjadi peregangan pada rambut, rambut sebagai sensor dan piasnya dibuat dapat harian atau mingguan.

3. Alat Pengukur Suhu Udara

3.1 Termometer Biasa
Keterangan Gambar :
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa atau alkohol
• Fungsi : Mengukur suhu udara.
• Satuan Alat : ºC
• Satuan Pengukuran : ºC
• Ketelitian Alat : 0,5ºC
• Prinsip kerja : Berdasarkan kepekaan zat cair terhadap perubahan suhu.
• Cara kerja : Jika suhu naik air raksa mengembang dan panjang kolom air raksa dalam tabung bertambah, sebaliknya jika penurunan suhu air raksa mengerut dan kolom dalam air raksa memendek

3.2 Termometer Maksimum Udara
Keterangan Gambar :
a. Reservoir
b. Celah Sempit
c. Pipa kapiler berisi raksa
• Fungsi : Mengukur suhu udara maksimum.
• Satuan Alat : ºC
• Satuan Pengukuran : ºC
• Ketelitian Alat : 0,25ºC
• Prinsip kerja : Muai ruang zat cair.
• Cara kerja : Termometer dilengkapi dengan indek yang hanya dapat bergerak kearah reservior jika raksa menyusut, jika suhu naik maka air raksa yang mengembang dapat melewati celah sempit, pada penurunan suhu air raksa akan menyusut tetapi penyempitan tidak tidak melewatkan air raksa didalam tabung menuju tandon/reservoir.

3.3 Termometer Minimum Udara
Keterangan Gambar :
a. Reservoir
b. Indeks penunjuk suhu minimum
c. Pipa kapiler berisi alkohol
• Fungsi : Mengukur suhu udara minimum.
• Satuan Alat : ºC
• Satuan Pengukuran : ºC
• Ketelitian Alat : 0,25ºC
• Prinsip kerja : Muai ruang zat cair.
• Cara kerja : Dalam tabung terdapat indeks, kalau suhu naik alkohol yang mengembang dapat melewati celah sempit. Pada penurunan suhu alkohol akan menyusut dan tegangan permukaan pada permukaan alkohol didalam tabung dapat menggeser indeks menuju kearah tandon/reservoir. Kalau suhu naik kembali, alkohol mengembang melewati dan meninggalkan indeks tetap pada tempatnya.

3.4 Termometer Maksimum Minimum Six Bellani
Keterangan Gambar :
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa (suhu max).
c. Pipa kapiler berisi alkohol (suhu min)
d. Indeks penunjuk suhu maksimum
e. Indeks penunjuk suhu minimum
e. Tombol pengembali indeks
• Fungsi : Mengukur suhu udara max dan min
• Satuan Alat : ºC
• Satuan Pengukuran : ºC
• Ketelitian Alat : 1ºC
• Prinsip kerja : Muai ruang zat cair
• Cara kerja : Didasarkan pada pemuaian alkohol dan air raksa yang dimodifikasi dengan adanya indeks menunjukan suhu maksimum ditunjukkan oleh air raksa, jika suhu mengembang. Jika suhu turun indek petunjuk suhu minimum akan bergerak turun atau ke kolom reservoir.

4. Alat Pengukur Suhu Udara Sekaligus Kelembaban Nisbi Udara

4.1 Termohigrometer
Keterangan Gambar :
a. Spiral Dwi Logam / Bimetal
b. Spiral benda higrokopis
c. Jarum penunjuk skala suhu (biru)
d. Jarum penunjuk skala kelembaban (merah)
e. Ventilasi
• Fungsi : Mengukur suhu & kelembaban nisbi udara dalam 1 waktu.
• Satuan alat : ºC dan %
• Satuan pengukuran : ºC dan %
• Ketelitian alat : 5ºC dan 1%
• Prinsip kerja : Memuai higroskopitas dan muai logam
• Cara kerja : Alat digantung dan biarkan dengan interval tertentu, lihat jarum yang menunjuk skala kelembaban itulah kelembaban serta jarum yang menunjuk skala suhu itulah suhu.

4.2 Termohigrograf
Keterangan Gambar :
a. Lempeng dwi logam/bimetal
b. Rambut
c. Sistem tuas higrograf
d. Sistem tuas termohigrograf
e. Pena
f. Silinder kertas grafik
• Fungsi : Mengukur suhu dan kelembaban udara dalam 1 waktu.
• Satuan Alat : ºC dan %
• Satuan Pengukuran : ºC dan %
• Ketelitian Alat : 5ºC (termometer) dan 0,5% (higrometer)
• Prinsip kerja : Perbedaan muai logam putih dan hitam
• Cara kerja :
1. Termograf : kenaikan suhu udara menyebabkan keping dwi logam memuai dan menggerakkan sistem tuas sehingga pena pencatat suhu udara bergerak dan menggores pada kertas grafik.
2. Higrograf : kenaikan kelembaban udara menyebabkan rambut menyerap uap air sehingga rambut mengembang dan akan menggerakan sistem tuas sehingga pena kelembaban udara bergerak dan menggoreskan pada kertas grafik.

5. Alat Pengukur Suhu Air

5.1 Termometer Maksimum - Minimum Permukaan Air
Keterangan Gambar :
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa (suhu max).
c. Pipa kapiler berisi alkohol (suhu min)
d. Indeks penunjuk suhu maksimum
e. Indeks penunjuk suhu minimum
f. Pelindung reservoir
g. Pelampung
• Fungsi : Mengukur suhu maksimum dan minimum permukaan air
• Satuan Alat : ºC
• Satuan Pengukuran : ºC
• Ketelitian Alat : 0,5ºC
• Prinsip kerja : Pemuaian air raksa
• Cara kerja : Kenaikan suhu permukaan air menyebabkan alkohol dan air raksa memuai, pemuaian air raksa mendorong stif pada suhu tertentu. Bola suhu udara dingin air raksa mengkerut terdapat perbedaan tekanan atau kolom hampa dan kolom alkohol pada termometer minimun, maka air raksa bergerak ke termometer minimum mendorong stif sampai menuju suhu minimum tertentu.

6. Alat Pengukur Suhu Tanah

6.1 Termometer Permukaan Tanah
Keterangan Gambar :
a. Termometer zat cair
b. Rerservoir
c. Statif kaki tiga
d. Tabung pelindung reservoir ventilasi
• Fungsi : Mengukur suhu permukaan tanah
• Satuan Alat : ºF
• Satuan Pengukuran : ºC
• Ketelitian Alat : 1ºF
• Prinsip kerja : Pemuaian air raksa
• Cara kerja : Perubahan suhu tanah akan menaikan air raksa menunjukkan suhu tanah pada skala tertentu.

6.2 Termometer Tanah Selubung Kayu
Keterangan Gambar :
a. Ujung sensor sampai jeluk 5 cm
b. Termometer zat cair
c. Pegangan tangan
d. Selubung kayu pelindung termometer
• Fungsi : Mengukur suhu permukaan tanah dengan jeluk 5cm
• Satuan Alat : F
• Satuan Pengukuran : ºC
• Ketelitian Alat : 1 F
• Prinsip kerja : Pemuaian air raksa
• Cara kerja : Termometer ditancapkan pada kedalaman yang diinginkan (0-10 cm), atau yang akan diamati, perubahan panas yang diterima oleh sensor akan memuaikan air raksa menunjukan skala tertentu pada saat itu.

6.3 Termometer Tanah Tipe Bengkok
Keterangan Gambar :
a. Reservoir untuk jeluk tanah 20 cm
b. Pipa kapiler berisi raksa
• Fungsi : Mengukur suhu permukaan tanah dengan jeluk 20 cm.
• Satuan Alat : ºC
• Satuan Pengukuran : ºC
• Ketelitian Alat : 1ºC
• Prinsip kerja : muai air raksa
• Cara kerja : Tanah digali pada kedalaman yang diinginkan (20 cm) setelah ujung reservior dimasukan kenaikan suhu tanah menyebabkan air raksa memuai dan akan mengisi kolom hampa udara sampai pada skala tertentu.

6.4 Termometer Tanah Tipe Symons
Keterangan Gambar :
a. Pipa pelindung termometer
b. Bagian sensor
c. Termometer zat cair
d. Reservoir
e. Rantai
• Fungsi : Mengukur suhu tanah kedalaman 50 cm.
• Satuan Alat : ºC
• Satuan Pengukuran : ºC
• Ketelitian Alat : 0,5ºC
• Prinsip kerja : Pemuaian air raksa
• Cara kerja :
1. Cara Pemasangan :
a. Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor.
b. Bagian reservoir termometer dimasukkan lubang kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian.
2. Cara Pengamatan :
a. Termometer diangkat dari selubung bagian pelindung, suhu tanah dapat dibaca langsung pada skala yang ditunjuk.
b. Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.

6.5 Stick termometer (jeluk 100 cm)
Keterangan Gambar :
a. Tangkai pemutar
b. Jarum penunjuk suhu
c. Tabung bejana berisi spiral logam sebagai penghantar
d. Ujung peka
• Fungsi : Mengukur suhu tanah kedalaman 100 cm.
• Satuan Alat : ºC
• Satuan Pengukuran : ºC
• Ketelitian Alat : 1ºC
• Prinsip kerja : Muai zat cair bertekanan tinggi pada tabung bejana.
• Cara kerja : Adanya tekanan, air raksa memuai dan akan menggerakan klep/pipa logam lunak sehingga gerigi berputar dan menggerakkan jarum penunjuk sampai skala tertentu.

6.6 Termometer maksimum dan minimum tanah
Keterangan Gambar :
a. Bagian sensor
b. Pipa berisi zat cair (air raksa)
c. Jarum hitam penunjuk suhu sesaat
d. Jarum hijau penunjuk suhu maksimum
e. Jarum merah penunjuk suhu minimum
• Fungsi : Mengukur suhu max dan min tanah.
• Satuan Alat : ºC
• Satuan Pengukuran : ºC
• Ketelitian Alat : 0,5ºC
• Prinsip kerja : Pemuaian air raksa pada tabung Bourdan
• Cara Kerja : Termometer yang diletakkan di dalam tanah jika suhu naik maka akan ditunjukan oleh naiknya cairan air raksa dan jarum hijau yang akan berfungsi penunjuk suhu maksimum, sedang bila suhu turun akan ditunjukkan oleh naiknya cairan alkohol dan ditunjukan oleh jarum merah yang berfungsi sebagai penunjuk suhu minimum.

7. Alat Pengukur Panjang Penyinaran

7.1 Solarimeter tipe Jordan
Keterangan Gambar :
a. Silinder setengah lingkaran dengan sudut 60º
b. Celah sempit tempat masuknya sinar
c. Pelindung celah sempit
d. Sekrup pengatur kemiringan
• Fungsi : Mengukur panjang penyinaran
• Satuan Alat : jam
• Satuan Pengukuran : %
• Ketelitian Alat : 0,5 jam
• Prinsip kerja : Berdasarkan reaksi fotokremis
• Cara kerja : Berkas sinar yang masuk akan bereaksi dengan kalium Fero sianida atau Ferro amonim sitrat yang sebelumnya telah dioleskan pada kertas pias.Garam pero akan beroksidasi sehingga membentuk noda apabila kertas pias kita cuci dengan aquades. Dari panjang noda yang terbentuk akan dapat diukur panjang penyinaran aktual.

7.2. Solarimeter tipe Combell-Stokes
Keterangan Gambar :
a. Lensa bola kaca pejal, r = 7,3 cm
b. Busur pemegang bola kaca pejal
c. Sekrup pengunci kedudukan lensa
d. Sekrup pengatur kemiringan
e. Mangkuk tempat kertas pias
• Fungsi : Mengukur panjang penyinaran
• Satuan Alat : jam
• Satuan Pengukuran : %
• Ketelitian Alat : 0,5 jam
• Prinsip kerja alat : Pemfokusan sinar pada bola kristal
• Cara kerja : Sinar yang datang difokuskan pada bola kristal yang dibawahnya ada kertas pias, jika sinar terfokus akan membuat/menimbulkan geresan hitam pada kertas hitam. Goresan ini yang digunakan yang digunakan untuk mengukur intensitas sinar matahari, ini dilakukan setiap hari. Pias combell-stokes tidak akan terbakar jika radiasi matahari minimum belum tercapai (kira-kira 0,2 sampai (n) cm-2 menit-1).

8. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran

8.1 Aktinograf Dwi Logam
Keterangan Gambar :
a. Lempeng logam warna putih
b. Lempeng logam warna hitam
c. Lembar kaca pyrex
d. Pena / penera grafik
e. Silinder kertas grafik
• Fungsi : Mengukur intensitas penyinaran matahari
• Satuan Alat : cm²
• Satuan Pengukuran : kal/cm² per hari
• Ketelitian Alat : 1 cm²
• Prinsip kerja : Berdasarkan perbedaaan muai antara lempeng logam hitam dengan lempeng logam putih.
• Cara kerja : Logam putih memantulkan radiasi yang jatuh kepermukaan, sedang logam hitam bersifat menerimanya sehingga perbedaan murni akan dapat menunjukkan besarnya intensitas radiasi matahari yang ditangkap oleh sensor.

9. Alat Pengukuran Kecepatan Angin

9.1 Cup Anemometer
Keterangan Gambar :
a. Mangkok anemo
b. Pencatat jarak
c. Tiang penyangga
• Fungsi : Mengukur kecepatan angin
• Satuan Alat : km
• Satuan Pengukuran : km/jam
• Ketelitian Alat : 1 km
• Prinsip kerja : GGL induksi
• Cara kerja : Dengan adanya baling-baling/mangkok yang berputar jika adanya angin, kecepatan sudut putar mangkok terhadap sumbu vertikal dan kecepatan sudut putar baling-baling pada sumbu horizontal sebanding dengan laju angin dan dengan desain sistem mangkok dan baling-baling yang baik. Dengan mengukur banyaknya baling-baling berputar melalui alat mekanik dapat diketahui kecepatan anginnya.

9.2 Hand Anemometer
Keterangan Gambar :
a. Mangkok anemometer
b. Speed meter
c. Skala beauford
d. Tangkai pegangan tangan
• Fungsi : Mengukur kecepatan angin
• Satuan Alat : m/s
• Satuan Pengukuran : m/s
• Ketelitian Alat : 1 m/s
• Prinsip kerja : GGL induksi
• Cara kerja : Angin menggerakkan anemometer (motor yang ada dalam kumparan) sehingga menimbulkan arus listrik yang akhirnya menimbulkan gerakan jarum penunjuk skala.

9.3 Biram Anemometer
Keterangan Gambar :
a. Kipas anemo
b. Jarum pencatat jarak per 100 m
c. Jarum pencatat jarak per 1000 m
d. Pengunci
• Fungsi : Mengukur kecepatan angin
• Satuan Alat : m
• Satuan Pengukuran : m/s
• Ketelitian Alat : 1 m/s
• Prinsip kerja : Sistem mekanik
• Cara kerja : Benda mencari angin (posisi terkunci) memutar kunci yang akan menyebabkan kipas bergerak/jam. Kunci dibuka maka jarum akan bergerak tentukan interfal waktu.

10. Alat Pengukur Evaporasi

10.1 Piche Evaporimeter
Keterangan Gambar :
a. Tabung kaca tempat air yang berskala dalam satuan mm.
b. Kawat penjepit tempat meletakkan kertas berpori.
c. Penggantung
• Fungsi : Mengukur evaporasi
• Satuan Alat : ml
• Satuan Pengukuran : mm
• Ketelitian Alat : 0,1 ml
• Prinsip kerja : Selisih tinggi permukaan air.
• Cara kerja :
• Air yang terdapat dalam pinche evaporimeter akan menguap (yang terdapat pada tabuing yang berisi air). Kertas saring dan air dihubungkan dengan pipa kapiler yang menjaga supaya kertas saring selalu kering dan jenuh. Dari pembacaan berturut-turut volume air yang tinggal ditabung pengukur dapat diketahui banyaknya air yang hilang karena penguapan setiap saat.

10.2 Panci Evaporasi kelas A
Keterangan Gambar :
a. Panci evaporasi (d:120,7cm, t:25cm, tbl: 0,8cm)
b. Rangka kayu / besi
c. Tabung peredam riak atau gelombang (d : 10cm)
d. Hook (batang kall) dan skala ukur (nonius)
e. Sekrup pemutar batang pengukur
• Fungsi : Mengukur penguapan
• Satuan Alat : mm
• Satuan Pengukuran : mm
• Ketelitian Alat : 0,02 mm
• Prinsip kerja : Perbedaan ketinggian antara awal pengukuran dan akhir pengukuran akibat penguapan air.
• Cara kerja : Setiap pemutar batang pengukur disetel sehingga hook menempel pada awal air, tunggu beberapa menit dan disetel kembali sehingga hook menempel pada air dan diukur antar selisih awal dan akhir akibat evaporasi tersebut.

PEMBAHASAN

Pada pratikum acara 1 ini diperkenalkan macam-macam peralatan pengamatan cuaca yang biasa digunakan untuk mengamati anasir cuaca dalam bidang pertanian. Dalam mengamati satu anasir cuaca dapat digunakan beberapa jenis peralatan yang mempunyai prinsip kerja sama tetapi memiliki beberapa perbedaan seperti dari segi ketelitian pengamatan, kepraktisan, maupun cara penggunaan. Oleh karena itu, setiap alat yang digunakan dalam pengukuran anasir cuaca ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Alat-alat anasir cuaca yang digunakan yaitu :

a) Alat Pengukur Curah Hujan
  1. Ombrometer tipe observatorium. Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur curah hujan harian dan dapat diamati setiap waktu dengan cara mengukur air yang berada di dalam ombrometer dengan gelas ukur. Penempatan atau penanaman tiang kolektor ombrometer tipe observatorium ini jika terlalu dekat dengan tanah bisa menimbulkan kesulitan yang diakibatkan percikan air dari permukaan tanah, sehingga ketinggian telah dibakukan untuk menyamakan pengamatan yaitu, 120 cm dari permukaan tanah, pengaturan ini berfungsi agar turbulensi dan percikan air hujan yang memantul dari tanah sangat kecil kemungkinannya. Kelebihan alat ini yaitu pemakaiannya mudah dan praktis, selain itu, ketelitian alat cukup kecil sehingga memungkinkan untuk memperoleh data hasil pengukuran yang lebih valid. Kekurangan peralatan ini yaitu memerlukan pengamatan berulang untuk mendapatkan data hasil karena diamati harian.
  2. Ombrogra. Alat ini digunakan untuk mengukur curah hujan dalam periode mingguan dengan dilengkapi pena beserta silinder kertas grafik yang digunakan untuk mencatat curah hujan. Pada umumnya, ombrograf ini ditempatkan di atas permukaaan tanah dengan prinsip kerja berdasarkan sistem pelampung. Kelebihan dari ombrograf ini yaitu pengamatannya lebih efisien karena grafik akan terbentuk secara otomatis dengan perubahan volume air di dalam tabung penampung. Dengan data yang berbentuk grafik dapat diperoleh informasi mengenai curah hujan secara bersinambungan dalam periode tertentu. Namun, alat ini mempunyai kelemahan yaitu daya tampungnya hanya 60 mm sehingga tidak bisa mengamati curah hujan lebih dari ukuran itu. Selain itu juga kelemahan pada ketelitian alat yang mencapai 2 mm sehingga data yang dihasilkan kurang valid dibandingkan ombrometer. Hal ini disebabkan data yang dihasilkan berdasarkan gerakan pena yang dimungkinkan bisa bergerak juga akibat factor selain pena seperti halnya akibat tersenggol pengamat.
b) Alat Pengukur Kelembaban Udara Nisbi
  1. Psikometer sangkar. Alat ini terdiri dari dua termometer yang identik dan letaknya saling berdekatan. Termometer yang satu tetap kering, sedang termometer yang lain dibalut kain tipis (kasa) yang dibasahi. Kelebihan dari termometer ini yaitu dapat diketahui titik uap dan titik embun sekaligus serta penggunaannya mudah. Namun kelemahan pada alat ini yaitu kemampuan terbatas pada kecepatan angin 3-5m / detik.
  2. Sling psikometer. Alat ini memiliki mekanis yang berbeda dengan alat lain dalam mengeringkan termometer bola basah yaitu dengan memutar sling psikometer dan harus diayunkan empat putaran tiap detik untuk memenuhi laju ventilasi yang diperlukan sebesar 2,5 meter tiap detik. Kelebihan alat ini yaitu ketelitian alat hingga 0,2 C. Kelemahan dari alat ini banyak mengeluarkan tenaga untuk mengoprasikannya dan kurang praktis.
  3. Psikometer tipe Assman. Tipe ini mengunakan tehnik kipas (energi kipas) untuk mengeringkan bola basahnya dengan besar laju ventilasi kira-kira 2,4 meter tiap detik. Tipe ini memiliki keunggulan dalam pengoperasian dan data yang didapat yaitu, praktis dalam pengoperasian dengan memutar sekrup pengatur pegas satu kali dan kipas akan berputar sehingga dapat mengeringkan bola basah dan juga data yang dihasilkan cukup valid. Namun kemampuannya terbatas pada kecepatan angin sekitar 5m/detik.
  4. Higrograf. Alat ini menggunakan metode yang berdasarkan pada perubahan ukuran atau dimensi bahan higroskopik yaitu rambut. Panjang rambut bervariasi sebagai fungsi dari kandungan kelengasannya atau air, kelengasan ini berkaitan dengan kelembaban udara diseliling. Jika terjadi kelenbaban disekeliling maka rambur akan mengembang atau mengkerut sehingga menggerakan tuas sehingga pena dapat bergerak pula membentuk grafik. Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur kelembaban relatif secara langsung dan terdapat tabel untuk mengubah pembacaan temperatur ke data kelembaban udara. Kelemahannya, hubungan kelembaban dan pemasangan tidak linear, tidak terlalu teliti (sekitar 5%), meskipun rambut kuda mempunyai sifat higroskopis yang baik.
c) Alat Pengukur Suhu Udara
  1. Termometer biasa. Alat ini diisi oleh air raksa sebagai bahan pengukur suhu, air raksa ini jika suhu tinggi maka air raksa ini akan memuai dan menunjukan angka tertentu dan jika suhu turun (rendah) maka air raksa itu akan mengkerut dan suhu akan mengecil, biasnya alat ini untuk mengukur suhu udara terbuka. Kelebihan alat ini adalah mudah cara pemakaian dan pengamatannya karena air raksa yang digunakan tampak mengkilap. Sedangkan kekurangannya adalah air raksa yang digunakan sebagai isian hanya memiliki tingkat pemuaian kecil (volume naik hanya 0,0182 % perK).
  2. Termometer maksimum udara. Pada termometer ini terdapat penyempitan pada tabung dekat bola tandonya, jika suhu naik maka air raksa akan mengembang dan melewati penyempitan. Dan jika terjadi penurunan suhu raksa menyusut tetapi tidak melewati penyempitan didalam tabung menuju tanda. Dari panjang kolom air raksa yang tinggal didalam tabung dapat di baca suhu tertinggi yang telah dicapai. Termometer ini kelebihannya adalah adanya penyempitan pipa kapiler di dekat reservoir. Kekurangannya adalah air raksa memiliki tingkat pemuaian kecil.
  3. Termometer minimum udara. Termometer ini tidak menggunakan air raksa tetapi alkohol sebagai unsur pengukurnya. Jika suhu naik, alkohol yang memuai dapat melewati benda kecil (barbell), pada penurunan suhu, alkohol akan menyusut. Ujung induk yang paling jauh dari tandon menunjukan suhu paling rendah yang dialami selama waktu pengamatan. Termometer minimum memiliki kelebihan yaitu menggunakan zat cair alkohol yang titik bekunya rendah sehingga dapat digunakan mengukur suhu yang sangat rendah. Kekurangannya adalah alkohol tidak semengkilap air raksa sehingga pengamatannya tidak terlalu jelas..
  4. Termometer maksimum-minimun Six Bellani. Termometer Six Bellani ini memiliki dua termometer yaitu yaitu termometer maksimum yang diisi oleh air raksa dan termometer minimum yang diisi oleh alkohol. Dan semua memiliki prinsip kerja pemuaian. Alat ini memiliki kelemahan karena data yang didapat kurang valid karena ada beda tingkat pemuaian antara raksa dan alkohol. Sedangkan kelebihannya yaitu dapat diperoleh data suhu maksimum dan minimum secara bersamaan.
d) Alat Pengukur Suhu Udara sekaligus Kelembaban Nisbi Udara
  1. Termohigrometer. Alat ini memiliki kelebihan karena dari satu alat terdiri dua data yang didapat yaitu, suhu udara dan kelembaban nisbi udara. Kelembaban nisbi udara didasarkan pada prinsip termodinamika dan suhu udara dengan prinsip pemuaian air raksa, disamping itu alat ini sederhana dan praktis dalam pengoperasiannya. Kekurangannya adalah harus terlindungi dari sinar matahari dan tetesan hujan sehingga tidak dapat diletakkan di tempat yang terbuka.
  2. Termohigrograf. Prinsip kerja alat ini dengan pengembangan dan pengkerutan rambut akibat kelembaban didalamnya. Alat ini memberikan kejelasan data dengan gambar yang ada dikertas grafik berupa data kelembaban nisbi udara dan suhu udara dengan goresan yang tercatat dalam kertas grafik. Kelemahannya yaitu rambut yang digunakan harus benar-benar bersih untuk menjaga sifst higroskopisnya.
e) Alat Pengukur Suhu Air
  1. Termometer Maximum-Minimum Permukaan Air. Alat ini berprinsip kerja pada pemuaian zat cair. Kenaikan suhu permukaan air menyebabkan alkohol dan air raksa memuai, pemuaian air raksa mendorong stif pada suhu tertentu. Kelebihan thermometer ini adalah dapat menunjukkan suhu maksimum dan minimum air sekaligus dan reservoirnya aman di bawah pelindung. Kekurangannya adalah ada beda muai antara air raksa dan alkohol sehingga alat ini kurang teliti.
f) Alat Pengukur Suhu Tanah
  1. Termometer permukaan tanah. Alat ini berprinsip kerja pada pemuaian air raksa. Kelebihannya yaitu mudah dan praktis dibawa, sederhana dalam pengoperasiannya-hanya saja tanah yang akan diukur udaranya harus ditata terlebih dahulu. Kekurangannya yaitu kemampuannya terbatas hanya untuk mengukur suhu di atas permukaan tanah.
  2. Termometer Tanah Selubung Kayu. Alat ini memiliki prinsip, kelebihan dan kekurangan yang sama seperti thermometer permukaan tanah, hanya saja alat ini lebih dalam jangkauan jeluk yang diukur, yaitu 0-10 cm.
  3. Termometer Tanah Type Bengkok. Kelebihan alat ini yaitu mudah dilihat skalanya setelah ditanam karena bentuknya bengkok. Kekurangannya yaitu harus menggunakan bor untuk melubangi tanah 20 cm karena hanya dapat mengukur pada kedalaman tersebut. Penggunaan bor ini dimaksudkan karena alat bisa rusak jika dipaksa masuk ke dalam tanah secara lanngsung.
  4. Termometer Type Symons. Kelebihan alat ini yaitu termometer zat cairnya terlindung oleh pipa pelindung. Kekurangannya yaitu tanah harus dilubangi sedalam 50 cm dengan bor dan pembacaan skala suhu harus dilakukan dengan cepat saat skala terlihat agar tidak terpengaruh oleh suhu udara permukaan luar.
  5. Stick Termometer. Termometer ini adalah termometer yang prinsip kerjanya berdasarkan termometer biasa yang yang dimodifikasi untuk pengamatan suhu tanah. Yaitu dengan dibuat pelindung termometer atau dibuat bengkok, agar mudah dalam pengamatannya. Kelebihan alat ini yaitu mampu mengukur hingga kedalaman 100 cm dan skala mudah diamati karena berupa jarum penunjuk. Kekurangannya, harus mengebor tanah 100 cm terlebih dahulu untuk memasukkan stick-nya.
  6. Termometer Maksimum-Minimum Tanah. Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur suhu maksimum dan minimum tanah sekaligus karena menggunakan tiga jarum penunjuk dalam pembacaan skala. Kelemahannya, tidak praktis penggunaannya.
g) Alat Pengukur Panjang Penyinaran
  1. Solarimeter Type Jordan. Alat ini berprinsip kerja pada reaksi fotokhemis yaitu pengaruh adanya cahaya terhadap kalium ferro sianida atau ferro ammonium sitrat. yang dioleskan pada kertas pias. Kelebihannya adalah melalui noda yang terlihat pada kertas pias dapat menunjukkan pengukuran pasang penyinaran yang aktual secara jelas. Kekurangannya, standar dari kepekaan baku terhadap sinar ditentukan oleh ketelitian penyiapan kertas pias, penyimpanannya harus rapat dan pengamatan atau pencatatan data tidak boleh ditunda sehingga kurang praktis penggunaannya. Karena pemakaian kurang praktis maka alat ini sering kali tidak dipergunakan.
  2. Solarimeter Type Compbell-Stokes. Pada solarometer tipe combell-stokes, gerakan matahari akan merubah fokus sepanjang hari dan jalur lubang sempit dapat diukur dalam satuan jam matahari yang bersinar terang sebagai panjang penyinaran aktual. Kelebihannya adalah biasanya alat ini dipasang di atas pilar beton yang ditanam sehingga posisinya tidak berubah dan alatnya tidak bergetar. Kelemahannya, panjang garis pembakaran / waktu terjadinya pengukuran tergantung pada kepekaan pias dan kejernihan bola kaca. Radiasi harga umumnya antara 0,2 cal / cm2 / menit sampai 0,4 cal / cm2 / menit, dimana di bawah intensitas ini tidak terjadi pencatatan. Selain itu, pembakaran pias ada kecenderungan melebar sehingga ada resiko hitungan terlalu besar.
h) Alat Pengukur Intensitas Penyinaran
  1. Aktinograf Dwi-Logam. Alat ini berprinsip pada beda muai logam hitam-putih yang memiliki sifat berlawanan terhadap adanya cahaya. Perbadaan muai inilah yang digunakan untuk menunjukkan besarnya intenstas matahari yang ditangkap sensor. Sebagai standar, kubah kaca harus permiable untuk panjang gelombang untuk panjang gelombang 0,28-2,8 angstrom. Untuk memberikan rekaman yang baik maka alat ini harus ditempatkan ditempat yang lebih luas. Kelebihan dari alat ini adalah dapat dipergunakan untuk keperluan pencatatan rutin, relatif tidak mahal, dan dapat dijinjing. Kekurangannya, aktinograf dwi logam hanya merekam intensitas radiasi gelombang pendek matahari total, sehingga sensor yang disungkup dengan kubah kaca yang disyaratkan kedap terhadap radiasi gelombang panjang serta kelambanan dalam pembacaan sekitar 5 menit dengan nilai kesalahan sekitar 10-15%.
i) Alat Pengukur Kecepatan Angin
  1. Cup Anemometer. Alat ini untuk mengukur kecepatan angin rerata, bekerja pada prinsip system mekanik gir. Adapun satuan pengamatan yang digunakan menggunakan km/jam. Cup anemometer ini digunakan untuk pengamatan harian yang dipasang pada tiang atau menara. Kelebihannya adalah hasil pengukurannya dapat mewakili angin sampai ketinggian 10 m dari tanah jika tidak penghalang. Namun kekurangan dari alat ini adalah penempatannya yang di atap bangunan akan menghasilkan pengukuran yang kurang akurat.
  2. Hand Termometer. Alat ini bekerja pada system GGL induksi. Kelebihannya, alat ini bersifat porstable dan dilengkapi skala beaufor (skala kasar kecepatan angin sesaat yang dapat diduga dari gejala alam). Namun alat ini hanya mampu mengamati kecepatan angin sesaat sehingga pengamatan skala harus cepat.
  3. Biram Termometer. Alat ini bekerja pada system mekanik roda gigi motor dan digunakan untuk pengamatan periode pendek. Kelebihan alat ini yaitu praktis digunakan, namun kekuranganya pengamatan baru bisa dilakukan pada hari berikutnya.
j) Alat Pengukur Evaporasi
  1. Piche Evaporimeter. Alat ini bekerja pada pengukuran selisih tinggi permukaan air yaitu selisih tinggi air hari pertama dan hari kedua. Kelebihan dari piche evporimeter adalah penggunaanya lebih mudah dan murah. Kekurangannya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung baik penguapan dari permukaan air dalam alam, evapotranspirasi nyata, maupun evapotransporasi potensial.
  2. Panci Evaporasi Kelas AAlat ini berprinsip sama dengan pitche evaporimeter, bedanya yaitu menggunakan Hook dan skala nonius dengan prinsip pelampung untuk pengamatannya. kelebihan alat ini ketelitian dapat mencapai 0.02 m dan merupakan dasar berbagai teknik untuk memperkirakan penguapan danau atau evapotranspirasi. Namun kekurangannya, kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air dalam panci, muka air selamanya dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5cm di bawah bibir panci.
k) Automatic weather system (AWS)
 
Dengan menggunakan AWS data pengamatan secara otomatis dapat langsung didapatkan setiap jam. Pengamatan data dengan AWS dilakukan dengan program cumulus. Kapasitas data yang tersimpan sesuai dengan kapasitas memori yang dimiliki komputer. Jika sudah melebihi kapasitas memori maka data yang tersimpan paling awal secara otomatis akan hilang.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa untuk mendapatkan data meteorologi dapat dilakukan dengan cara manual maupun otomatis (AWS). Pengamatan dengan cara manual menggunakan alat – alat sederhana seperti yang telah dijelaskan diatas. Sebelum adanya sistem otomatis, alat – alat meteorologi manual ini paling sering digunakan. Dari alat-alat manual, banyak kelemahan yang ditemukan seperti pada cara pengambilan data setiap hari. Hal ini bisa berpengaruh pada terjadinya kesalahan jika terdapat satu hari tidak diambil tentu saja akan mengakibatkan kesalahan fatal pada data. Namun, kelebihan alat sederhana yaitu bila salah satu alat rusak tidak akan menggangu atau mempengaruhi kinerja alat yang lainnya. Begitu pula dengan AWS yang telah diprogram untuk mempermudah pengamat mendapatkan data. Dalam AWS data hanya perlu diamati setiap hari karena data setiap harinya telah terkumpul pada sistem komputer. Namun, kekurangannya bila salah satu alat atau komponen ada yang rusak bisa mengganggu kinerja alat yang lain. Hal ini disebabkan kinerja beberapa alat meteorologi diatur oleh suatu sistem komputer yang bisa tak berfungsi bila salah satu alat rusak.

KESIMPULAN
  1. Alat-alat anasir cuaca yang digunakan pada stasiun klimatologi antara lain alat pengukur curah hujan, kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara, pengukur suhu air, pengukur suhu tanah, pengukur panjang penyinaran matahari, pengukur intensitas penyinaran, pengukur kecpatan angin, dan pengukur evaporasi.
  2. Data yang dihasilkan oleh masing-masing alat pengukur anasir cuaca memiliki kualitas yang berbeda-beda.
  3. Pengamatan data secara manual memerlukan pemantauan yang lebih rajin dan teliti, namun bila salah satu alat rusak tidak akan mengganggu kinerja alat yang lain. Pada AWS data yang didapatkan akan masuk secara otomatis dalam sistem komputer sehingga lebih mudah dalam pengamatan, namun jika pada salah satu alat terdapat kerusakan akan menggangu kinerja alat yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Pengenalan Alat-Alat. (http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel /2008/12/pengenalan-alat-alat/). Diakses tanggal 17 November 2010.
Fontain, A. 2002. Meteorology. (http://www.kompas.com). Diakses pada 17 N0vember 2010.
Neiburger, M. 1982. Understanding our Atmospheric Environment. Freeman Company, New York and Oxford.
Pramudia, A., Y. Koesmaryono, I. Las, T. June, I W. Astika, dan E. Runtunuwu. 2008. Penyusunan model prediksi curah hujan dengan teknik analisis jaringan syaraf (neural network analysis) di sentra produksi padi di Jawa Barat dan Banten. Jurnal Tanah dan Iklim 27: 11-12.
Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Runtunuwu, E., Syahbuddin, H., dan A. Pramudia. 2008. Validasi model pendugaan evapotranspirasi : upaya melengkapi sistem database iklim nasional. Jurnal Tanah dan Iklim 27: 8 – 9.
Setiawan, A. C. 2003. Otomatisasi stasiun cuaca untuk menunjang kegiatan pertanian. (http : // www.bmg.ac.id). Diakses tanggal 17 November 2010.
Wisnubroto, S. 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya, Yogyakarta.

1 komentar:

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.

Baca juga

Kerja Sambilan Mudah dan Halal di Survei Online Berbayar #1

Mendapatkan bayaran dari mengisi survei sudah bukan hal asing . Lebih dari 70% orang online untuk mengisi survei . Mereka biasanya menj...