"salah satu amal yang tidak akan putus pahalanya meski manusia telah meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat"

KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA TIDAK BERSIFAT MUTLAK

download file Ms. Word di sini

Analisis Definisi dan Implementasinya
Nilai-nilai Pancasila (PS) sebagai ideology bangsa Indonesia, digali dari pluralitas rohani, moral, and budaya masyarakat Indonesia dari sabang sampai merauke. Nilai-nilai ini merupakan cita-cita bersama yang diambil dan dikristalkan secara bijak oleh para pendiri Negara melalui suatu konsensus. Ini merupakan bukti bahwa pancasila menghargai pluralitas.
Pancasila sebagai suatu ideology terbuka tidak dapat disamakan seperti suatu ideologis atau ideologi tertutup yang langsung mengatur operasional. Pancasila bukan merupakan sekumpulan doktrin yang bersifat rigid, statis dan mutlak, melainkan fleksibel, dinamis, dan fundamental bagi bangsa yang majemuk dan terus berkembang.
Pancasila merupakan suatu ideology yang menjadi dasar penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila membuka lebar pintu kebebasan bangsa Indonesia untuk melahirkan gubahan-gubahan kreatif revolusioner, bahkan kebebasan untuk menerima budaya asing.
Dengan keterbukaan ini, bukan berarti bangsa Indonesia lepas sama sekali dari keterikatan dengan segala norma ataupun mengubah nilai dasar pancasila yang telah disepakati. Ideology pancasila selain sebagai dasar praktis, juga sebagai filter bagi keterbukaan dan kebebasan bangsa, yaitu nilai dasar pancasila itu sendiri, sehingga keterbukaan ini tidak bersifat mutlak.
Dalam falsafah pancasila, setiap generasi baru dapat mencari kembali implikasi pancasila bagi situasinya sendiri. Terutama dalam era globalisasi ini, sebagai jati diri bangsa, seharusnya nilai-nilai dasar pancasila dapat diimplikasikan untuk mengiringi perubahan-perubahan yang cepat dan tidak menentu.
Praktis sebagai sumber nilai, perlindungan nilai-nilai dasar pancasila harus dilakukan dengan menanggulangi kelemahan-kelemahan pancasila itu sendiri serta ancaman factual yang menyertainya.
Dalam menanggulangi kelemahan-kelemahan pancasila, perlu dilakukan antara lain; pengembangan nilai-nilai dasar melalui jalur ideal normatif atau aktual empiris yang sesuai dengan paradigma baru serta melibatkan semua pihak untuk menjaga obyektifitasnya (1); penjabaran yang konsisten dengan nilai dasarnya, yang mampu menjawab tantangan jaman, dan revisi UU yang tidak sesuai dengan pancasila (2); serta dalam inplementasinya melakukan control terhadap penyimpangan, mengembangkan keterbukaan, serta menegakkan hukum dan peraturan yeng berlaku (3). Dengan kata lain merupakan dimensi idealistis, normative, dan realistis.
Penanggulangan ancaman factual terutama dilakukan dengan pemasyarakatan, pemantauan, serta penindakan terhadap paham-paham fanatic tertentu seperti komunisme, liberalisme, ideology agama, fasisme, primordialisme, dan pragmatism. Selain itu, juga perlu ditingkatkan kesadaran akan kemajemukan serta kesadaran untuk mendahulukan kepentingan umum.
Pada dasarnya, pengetahuan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban warga Negara merupakan modal utama untuk menjaga pancasila sebagai ideology satu-satunya bangsa Indonesia dan untuk mengamalkan pancasila itu sendiri sebagai pemersatu bangsa. (fathin nabihaty, 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.

Baca juga

Kerja Sambilan Mudah dan Halal di Survei Online Berbayar #1

Mendapatkan bayaran dari mengisi survei sudah bukan hal asing . Lebih dari 70% orang online untuk mengisi survei . Mereka biasanya menj...